Apa yang sesungguhnya dicari oleh manusia, selain ketenteraman? Kecuali dia menginginkan kekacauan, pasti banyak orang menginginkan, merindukan rasa tenteram, baik dalam jiwanya, hati dan pikirannya, maupun di tempat tinggalnya, serta hal lainnya.
Tenteram sendiri berarti aman, damai, tidak ada kekacauan, dapat hidup dengan tenang.
Kunci—kalau boleh diumpamakan—utama untuk membuka ketenteraman yang sejati ialah hidup dalam rasa takut akan Tuhan. Klise mungkin, tetapi itulah sering kali hasilnya, bukan?
Sebaliknya, dengan tetap membiarkan hubungan yang tidak baik atau benar dengan-Nya, kita mungkin akan mencoba mengisi hari-hari serta hati kita melalui hal-hal "menenteramkan" atau menenangkan dan menyenangkan yang bersifat sementara.
Amsal 14:26 (TSI), "Orang yang selalu menghormati TUHAN merasa aman karena TUHAN melindungi mereka dan anak cucu mereka."
Hormat akan Allah memberi orang kekuatan; anak-anaknya mempunyai tempat perlindungan yang aman. (FAYH)
In the reverent and worshipful fear of the Lord there is strong confidence, and His children shall always have a place of refuge. (AMP)
Matthew Henry mengatakan, hidup takut Tuhan, jika sungguh-sungguh dilaksanakan, akan menghasilkan jaminan ketenangan pikiran dan merasa aman dari-Nya. Di dalamnya, terdapat ketenteraman yang besar dan memampukan seseorang juga untuk hidup kudus dan tetap memiliki damai sejahtera, apa pun yang terjadi, serta memberinya keyakinan di hadapan-Nya maupun keberanian di tengah dunia.
Amsal 17:1 (VMD), "Lebih baik mempunyai sepotong roti kering untuk dimakan dalam damai daripada sebuah rumah yang penuh makanan dengan perselisihan."
MAKAN roti kering disertai ketentraman lebih baik daripada makan daging setiap hari disertai pertengkaran. (FAYH)
"The fear of God is the death pf every fear; like a mighty lion, it chases all other fears before it" (Takut akan Tuhan akan menciutkan rasa takut terhadap hal-hal lainnya, ibarat seekor singa jantan mengusir segala macam ketakutan yang ada di hadapannya). ~ Charles Haddon Spurgeon
~ FG