Seorang mandor naik ke lantai paling tinggi untuk mengecek hasil serta kondisi bangunan yang sedang dalam proses pembangunan. Karena tidak membawa alat komunikasi, ia memanggil seorang pekerja yang ada di area lantai dasar, namun tidak terdengar.
Lantas, supervisor tersebut mulai mencoba mengeluarkan secarik lembar uang, meremas-remasnya sampai terlipat, dan melemparkannya ke arah pegawai itu. Namun, sekali lagi, tidak menyadari ataupun melihat ke atas, melainkan hanya langsung memasukkan uang kertas yang terlempar di dekatnya itu ke dalam saku celananya.
Karena tidak sadar bahwa penyelianya sedang memanggil serta memerlukan bantuannya, ia mencoba mengambil sebuah kerikil kecil, lalu melemparkan ke bawah ke tukang bangunan itu hingga mengenai helm keselamatan kerja yang dipakainya, akhirnya mendongak dan segera ke atas.
Kadang kita seperti pekerja yang tidak mendengar panggilan pengawas tersebut. Mungkin sampai saat ini pun kita masih mengabaikan panggilan Allah atas hidup kita, serta hanya sibuk memikirkan maupun mencari berkat, ataupun mementingkan materi serta kebutuhan sehari-hari. Sampai akhirnya, ada "batu kerikil" yang mengambil alih perhatian kita, dalam hal ini bisa saja masalah, pergumulan, maupun penderitaan, yang membuat kita mau tak mau menyadari akan perlunya kita mengalami kehadiran, pertolongan, dan hubungan yang benar dengan Allah.
Memang sering kali masalah, kesalahan, ataupun kegagalan yang dapat membuat kita "ngeh" (Jawa: mulai benar-benar sadar) dan pada akhirnya mendekatkan kita kepada-Nya, meski mungkin sebenarnya tidak perlu sampai mengalami hal itu apabila setiap saat kita menyadarinya.
Ibrani 3:15 (FAYH), "Tetapi sekaranglah saatnya. Jangan sekali-kali melupakan peringatan ini, 'Pada hari ini, jika kamu mendengar suara Allah berbicara kepadamu, janganlah mengeraskan hatimu melawan Dia seperti yang dilakukan oleh bangsa Israel pada waktu mereka memberontak terhadap Dia di padang gurun.'"
Then while it is [still] called Today, if you would hear His voice and when you hear it, do not harden your hearts as in the rebellion [in the desert, when the people provoked and irritated and embittered God against them]. (AMP)
We can do this by paying attention to what the Psalmist wrote in that Scripture passage in which God said, Now, when you hear me speaking to you, do not stubbornly disobey me as the Israelites stubbornly disobeyed me when they rebelled against me. (DEIBLER)
"God whispers to us in our pleasures, speaks in our conscience, but shouts in our pain: it is His megaphone to rouse a deaf world" (Terkadang kita mampu mendengar suara-Nya dalam sukacita yang kita rasakan, ataupun melalui akal sehat serta perenungan kita, namun sadarkah kita bahwa Ia terlebih sering mencari perhatian kita melalui penderitaan, seolah itu merupakan pengeras suara-Nya). ~ C. S. Lewis
~ FG