Kejadian 4:3-5 (VMD), "Pada musim panen pertama, Kain membawa pemberian kepada TUHAN. Dia membawa beberapa makanan yang tumbuh di tanah, tetapi Habel membawa beberapa ternak dari kawanannya. Ia membawa bagian yang terbaik dari dombanya yang terbaik. TUHAN menerima Habel dan pemberiannya, tetapi Ia tidak menerima Kain dan persembahannya itu, Kain sedih dan dia sangat marah."
Akankah kita memilih menjadi seperti Habel, ataukah Kain?
Pada musim panen Kain membawa hasil tanahnya sebagai persembahan kepada TUHAN, sedangkan Habel membawa daging anak-anak domba sulung yang gemuk-gemuk sebagai persembahan kepada TUHAN. Persembahan Habel menyenangkan hati TUHAN, tetapi persembahan Kain tidak. Hal ini membuat Kain murung dan marah. Mukanya muram karena geram. (FAYH)
And in the course of time Cain brought to the Lord an offering of the fruit of the ground. And Abel brought of the firstborn of his flock and of the fat portions. And the Lord had respect and regard for Abel and for his offering, but for Cain and his offering He had no respect or regard. So Cain was exceedingly angry and indignant, and he looked sad and depressed. (AMP)
Habel menyembah serta mempersembahkan yang terbaik bagi Allah. Sekalipun demikian, masalah besar datang padanya—yakni abangnya sendiri iri hati serta "gelap mata" terhadapnya sehingga membunuhnya, padahal Kain hanya mempersembahkan yang sisa-sisa kepada Allah. Meski kita memuji, menyembah, melayani, dan mengasihi Dia, masalah, tantangan, maupun pergumulan dapat saja datang silih berganti. Selesai yang satu, masalah yang baru muncul.
Meski nyawa Habel melayang, namun imannya menjadi teladan, bahkan jauh melampaui masa hidupnya. Demikian pula kita apabila tetap memilih setia kepada Allah yang hidup.
Sementara itu, Kain yang sepertinya juga menyembah serta mempersembahkan sesuatu, namun ia tidak sungguh-sungguh memiliki hati yang mengasihi atau takut akan Allah. Karena itu, ia membuat pilihan yang salah dan menyerah pada dosa. Kain juga tidak merendahkan diri dalam penyesalan ataupun pertobatan, bahkan menjauh dari hadirat-Nya, dan berusaha hidup tanpa pertolongan-Nya.
Bagaimana dengan kita? Maukah tetap hidup saleh dan menjadi teladan dalam iman?
Yohanes 4:23 (BSD), "Tetapi, kami orang Yahudi mengenal Dia. Kami mengenal Dia karena Allah memakai orang Yahudi untuk menyelamatkan dunia. Tetapi, saatnya akan tiba dan sebenarnya sudah tiba, bahwa Roh Allah akan memimpin orang-orang untuk menyembah Bapa dengan cara yang benar, yaitu cara yang pantas bagi Allah. Orang akan menyembah Allah menurut cara yang diinginkan oleh Allah."
Yesus menjawab, "Akan tiba waktunya kita tidak peduli lagi apakah kita berbakti kepada Bapa di sini atau di Yerusalem. Karena yang penting bukan tempat di mana kita berbakti, tetapi cara kita berbakti -- apakah kebaktian kita itu bersifat rohani dan sungguh-sungguh? Apakah kita mendapat pertolongan Roh Kudus? Karena Allah adalah Roh dan untuk berbakti sebagaimana mestinya, kita harus mendapat pertolongan-Nya. Kebaktian semacam inilah yang dikehendaki Allah Bapa dari kita. Akan tetapi kalian orang Samaria sedikit sekali mengetahui tentang Dia, sehingga kalian menyembah dengan membabi buta; sedangkan kami orang Yahudi mengetahui segala sesuatu tentang Dia, sebab keselamatan itu datang ke dunia ini melalui orang Yahudi." (FAYH)
But the time is coming--it has, in fact, come--when what you're called will not matter and where you go to worship will not matter. "It's who you are and the way you live that count before God. Your worship must engage your spirit in the pursuit of truth. That's the kind of people the Father is out looking for: those who are simply and honestly themselves before him in their worship." (MSG)
Ibrani 11:4 (TSI), "Karena percaya penuh kepada Allah, Habel mempersembahkan kurban yang lebih baik daripada kurban Kain. Itulah sebabnya Allah berkenan kepada Habel dan menerima dia sebagai orang benar. Jadi, biarpun Habel sudah lama mati, dia tetap menjadi teladan bagi kita karena percayanya itu."
Karena imanlah Habel menaati Allah dan membawa persembahan yang lebih menyukakan hati Allah daripada persembahan Kain. Allah menerima Habel dan membuktikan ini dengan menerima persembahannya; dan meskipun Habel sudah lama mati, kita masih dapat mengambil pelajaran dari imannya kepada Allah. (FAYH)
By an act of faith, Abel brought a better sacrifice to God than Cain. It was what he [believed], not what he [brought], that made the difference. That's what God noticed and approved as righteous. After all these centuries, that belief continues to catch our notice. (AMP)
"Inilah bedanya manusia yang pengaruhnya segera hilang ketika ia meninggal, dan manusia yang pengaruhnya terus terpancar sempurna sesudah ia meninggal. Kelompok yang pertama memiliki kekuatan seperti mesin; sementara yang kedua memiliki kekuatan rohani. Tes akhir dan bukti dari kekuatan rohani adalah kemampuan untuk menanggalkan kehidupan jasmani, namun tetap memberi pertolongan dan dorongan kekuatan bagi mereka yang tidak lagi kita jumpai karena kematian; untuk menjadi serupa dengan Kristus, penolong bagi jiwa manusia, bahkan sesudah kematiannya." ~ Phillips Brooks
~ FG