Arthur Hays Sulzberger, mantan pemilik harian The New York Times pada masa perang dunia ke-2, karena satu dan lain hal, mengalami sulit tidur. Entah karena dampak perang, kelancaran usaha, keuangan, keluarga, dan lainnya.
Sampai akhirnya, ia memutuskan untuk mengutamakan damai sejahtera serta ketenangan pikiran, yang lebih penting ketimbang harta, kekayaan, maupun rasa takut akan keadaan apa pun.
Ia pun memegang prinsip hidupnya, "One step enough for me," atau selangkah demi selangkah, yang mungkin juga dapat diartikan kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Ia diberkati melalui lagu pujian Lead, Kindly Light yang dikarang oleh John Henry Newman, sehingga menggunakan kata-kata yang ada pada himne tersebut.
Mungkin sebagian besar kita pun seperti Arthur Hays Sulzberger sebelumnya, yang cenderung panik, selalu curiga, atau khawatir berlebihan. Namun, kita perlu menenangkan diri, terutama dalam hadirat Tuhan serta firman-Nya, agar memperoleh kekuatan baru, sukacita, dan kedamaian yang melampaui segala akal maupun pikiran.
Matius 6:34 (TSI), "Maka janganlah kuatir akan hari esok, karena tiap-tiap hari mempunyai pergumulannya sendiri. Cukuplah jalani pergumulan hari ini. Jangan tambahi dengan pergumulan dari hari yang akan datang."
Jadi, jangan kuatir akan hari esok! Esok pun Allah akan memelihara kalian. Hari ini cukup banyak kesusahan yang harus kalian pikirkan. (FAYH)
Give your entire attention to what God is doing right now, and don't get worked up about what may or may not happen tomorrow. God will help you deal with whatever hard things come up when the time comes. (MSG)
Lukas 12:15 (TSI), "Lalu Dia berkata kepada mereka, 'Waspadalah dan berjaga-jagalah! Jangan sampai kalian serakah dan menginginkan milik orang lain. Karena hidup kalian tidak bergantung pada uang atau harta kekayaan.'"
Lalu Yesus berkata kepada orang banyak yang ada di situ, "Hati-hatilah, jangan sampai kalian menjadi serakah. Sebab, orang mempunyai hidup sejati bukan karena ia memiliki harta yang banyak." (BSD)
Hati-hatilah! Jangan mengingini apa yang tidak kaumiliki. Karena hidup yang sesungguhnya sama sekali tidak bergantung pada besarnya kekayaan kita. (FAYH)
~ FG