Berikut ini mungkin topik yang terdengar klasik ataupun klise, namun mungkin belum banyak dari antara kita yang melakukannya. Apakah itu? Yaitu, mengandalkan Tuhan.
Gembala kita pun, Pdt. Dr. Janto Simkoputera, pernah mengingatkan, "Teori hanyalah teori, tetapi praktiknyalah yang penting." Nah, masihkah kita setia serta mau belajar mengandalkan Dia, hidup menurut jalan, cara, serta kehendak-Nya? Jangan sampai terus-menerus memakai kekuatan, hikmat, maupun kemampuan kita sendiri, dan hanya mengandalkan manusia.
Yesaya 31:1, 3, 6-7 (BIS), "Celakalah orang yang pergi ke Mesir untuk minta bantuan! Mereka mengandalkan kekuatan angkatan perang Mesir dengan pasukan pengendara kuda dan kudanya yang kuat-kuat serta keretanya yang banyak. Tetapi mereka tidak percaya kepada TUHAN, Allah kudus Israel dan tidak minta bantuan-Nya … Orang Mesir hanya manusia, bukan Allah. Kuda mereka makhluk biasa, tidak bersifat ilahi. Apabila TUHAN bertindak, bangsa penolong itu akan tersandung dan bangsa yang ditolongnya akan jatuh. Maka keduanya akan binasa … TUHAN berkata, "Bangsa Israel, kamu telah melawan Aku dan berdosa terhadap-Ku. Tetapi sekarang, kembalilah kepada-Ku! Akan tiba waktunya kamu semua membuang patung-patung berhala dari perak dan emas yang kamu buat sendiri dengan penuh dosa."
Cobalah bersandar pada hikmat Allah, bertanya-tanya kepada-Nya, mencari Dia setiap hari melalui doa, pembacaan dan perenungan firman Tuhan supaya menerima kasih karunia serta pertolongan-Nya untuk semua keperluan kita.
Kata 'mengandalkan' (Inggris: trust, rely) pun berarti secara senantiasa melakukannya. Nah, manakah yang kita pilih: terus-menerus berusaha keras dengan kekuatan sendiri, ingin memegang kendali melalui materi, kemampuan jasmani, ataupun kecanggihan teknologi semata-mata, ataukah mengutamakan kehendak-Nya, serta kuat kuasa Roh Allah?
Yohanes 15:5 (TSI), "Karena Aku ibarat pohon anggur, dan kamulah cabang-cabang-Ku. Kalau kamu tetap hidup bersatu dengan-Ku, dan Aku tetap bersatu denganmu, maka kamu akan menghasilkan banyak buah. Tetapi kalau kamu terpisah dari-Ku, kamu tidak akan bisa berbuat apa-apa."
I am the Vine; you are the branches. Whoever lives in Me and I in him bears much (abundant) fruit. However, apart from Me [cut off from vital union with Me] you can do nothing. (AMP)
I am the Vine, you are the branches. When you're joined with me and I with you, the relation intimate and organic, the harvest is sure to be abundant. Separated, you can't produce a thing. (MSG)
"When you trust God's will more than your own, it represents a deep level of faith and makes all the difference in the world. You can trust God to see the better way that leads to life. He wants to lead you on the right path, and that's exactly what he'll do when you surrender to him and let him be your guide" (Dengan percaya kehendak Allah lebih daripada keinginan kita sendiri, itu menunjukkan tingkat iman yang lebih dalam, serta membuat perbedaan bagi kehidupan Saudara. Kita bisa mempercayai Dia untuk mendapat jalan yang lebih baik dalam kehidupan. Sebab, Ia ingin menuntun Saudara di jalan yang benar, ya itulah yang akan Ia lakukan ketika kita berserah pada-Nya, mengizinkan Dia membimbing kita). ~ Ps. Rick Warren
~ FG