Howard Rutledge, merupakan seorang mantan pilot pesawat tempur AS, yang pernah tertembak pesawatnya, terdampar, serta tertangkap menjadi POW (prissoner of war) atau tahanan perang di Vietnam.
Selama sekitar tujuh tahun, ia mendekap di penjara musuh, lima tahun di antaranya diperosokkan ke dalam tahanan soliter yang sempit serta seorang diri. Berdiam diri sendirian saja selama sehari, seminggu, sebulan, setahun saja di rumah sudah sangat "menyiksa" bagi kebanyakan orang, seperti halnya mungkin sewaktu masih pandemi yang lalu.
Di masa-masa kelam itu, Howard Rutledge, yang kini telah almarhum, mempertahankan diri—mental, jiwa, dan imannya—melalui menerima kekuatan dari ayat-ayat firman Tuhan. Sayangnya, dia mengakui sendiri, bahwa saat itu masih kurang banyak firman yang ia ingat ataupun hapalkan. Puji Tuhan, karena sejumlah janji dalam firman-Nya teringat, terutama yang didapatnya di Sekolah Minggu waktu ia masih kecil.
Seusai pembebasan, serta menuliskan memoar pengalaman pribadinya tersebut, ia berjanji untuk takkan mau lepas dari Alkitab, firman Tuhan. Membacanya, merenungkan, mengingat, serta membagikannya. Sampai akhir hayatnya.
Dengan apakah kita mengisi pikiran, hari-hari, maupun ke dalam hati kita seringnya? Masihkah firman-Nya merupakan prioritas yang utama? Semua peringatan dan nasihat yang kita butuhkan ada dalam firman Allah, jadi dengarkanlah teguran-Nya. Tidak mengindahkan firman sama dengan mengarahkan telinga yang tunarungu kepada-Nya.
Efesus 6:17 (TSI), "Sadarilah bahwa Allah sudah menyelamatkan kamu, karena kesadaran itu ibarat topi perang bagimu. Dan peganglah semua perkataan Allah seperti memegang pedang, karena perkataan-Nya mempunyai kekuatan dari Roh Kudus."
And salvation are more than words. Learn how to apply them. You'll need them throughout your life. God's Word is an [indispensable] weapon. (MSG)
Above all be sure you take faith as your shield, for it can quench every burning missile the enemy hurls at you. (Phillips NT)
Mazmur 119:11 (FAYH), "Aku telah banyak merenungkan firman-Mu dan menyimpannya di dalam hatiku sehingga aku terhindar dari berbuat dosa."
I study your teachings very carefully so that I will not sin against you. (ERV)
I've banked your promises in the vault of my heart so I won't sin myself bankrupt. (MSG)
"I never dreamed that I would spend almost seven years in a prison in North Vietnam or that thinking about one memorized verse could make the whole day bearable … I would pray, hum hymns silently, quote Scripture and think about what that verse meant to me… the enemy knew that the best way to break a man's resistance was to crush his spirit in a lonely cell … Scripture and hymns might be boring to some, but it was the way we conquered our enemy and overcame the power of death around us."
(Saya tidak pernah mengira akan menghabiskan hampir tujuh tahun di penjara Vietnam, ataupun bahwa ternyata merenungkan satu ayat hapalan dapat membuat kita bertahan sepanjang hari… Saya berdoa, menyanyi pujian dalam hati, mengutip Kitab Suci serta merenungkan apa artinya bagi saya… Si musuh tahu cara terbaik mematahkan semangat hidup seseorang ialah meremukkan mental dan jiwanya di sel yang sepi… Firman serta kidung pujian mungkin membosankan bagi sebagian orang, tetapi itulah cara kami menaklukkan pihak musuh maupun mengatasi kuasa maut yang ada di sekitar). ~ Howard Rutledge
~ FG