Kita pernah belajar tentang kasih yang pura-pura.
Hari ini, masih ada satu hal terkait, yakni kerendahan hati yang palsu, tidak tulus.
Pernahkah Saudara bermaksud untuk merendahkan diri, namun sebenarnya jika boleh serta mau jujur, ada potensi ataupun kecenderungan sesungguhnya untuk meninggikan diri juga atau sombong?
Itulah definisi salah satunya untuk rendah hati yang palsu. Keinginan meninggikan diri di balik itu. Orang lain mungkin tidak terlalu mengetahui, tetapi hanya kita serta Tuhan sendiri yang tahu.
Almarhum Ps. Tim Keller pernah menegaskan, "The essence of gospel-humility is not thinking more of myself or thinking less of myself, it is thinking of myself less," bahwa hakikat, inti atau hal yang pokok dari kerendahan hati yang alkitabiah bukanlah berlebihan memikirkan tentang diri sendiri maupun mengurangi nilai dan jati diri kita, melainkan lebih pada mengedepankan kebutuhan orang-orang lain daripada diri sendiri.
Mari belajar tulus saja dalam merendahkan hati dan diri kita, terutama di hadapan-Nya.
Kolose 2:18, "Janganlah kamu biarkan kemenanganmu digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri dan beribadah kepada malaikat, serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi."
Jangan membiarkan diri dinyatakan sesat apabila Saudara menolak untuk menyembah malaikat-malaikat, seperti yang mereka haruskan. Mereka mengaku telah mendapat penglihatan dan mengatakan bahwa Saudara juga harus mendapat penglihatan. Orang-orang yang angkuh ini (sekalipun mereka mengaku rendah hati) pandai sekali mengkhayal. (FAYH)
Disregard those who say that God will punish you because you do not worship God in the way that they say that you should; that is, they insist that you should humiliate yourselves and that you should worship the angels. Disregard such people since they base their authority on things that they have never seen, and since they are proud without reason because their self-directed nature controls what they think. (DEIBLER)
~ FG