Tuhan dapat menghadirkan begitu banyak orang di dalam hidup kita sehari-hari dengan aneka jenis kepribadian. Mungkin ada yang baik, ada yangg resek atau usil, "kepo", dan lain-lain. Selain itu, ada juga orang-orang yang merasa tersakiti ataupun tertekan karena hubungan dengan orang-orang sekitar, akhirnya memilih menyendiri alias "ansos" (anti sosial).
Namun, sadarkah kita bahwa sebenarnya Tuhan sanggup serta punya tujuan mengapa Dia terkadang menempatkan orang-orang seperti demikian di hidup kita.
Amsal 27:17, "(Seperti) Besi menajamkan besi, (begitu pula) orang menajamkan sesamanya."
Dalam terjemahan bahasa Inggrisnya dikatakan, "As iron sharpens iron, so a man sharpens the countenance of his friend." 'Friend', artinya teman, bukan musuh. Tetapi, barangkali sering kita hanya melihat orang-orang yang "menggesek", menajamkan kita itu sebagai musuh. Padahal, bisa saja semestinya gesekan tersebut bukan untuk menghasilkan permusuhan sebagai tujuan akhirnya, melainkan sebuah penajaman dalam persahabatan, karakter, maupun isi hati di hadapan Tuhan.
Bahkan, dari ayat renungan hari ini pun kita bisa melihat sifat manusia pada umumnya, yaitu keras kepala serta mungkin sulit sekali berubah, sebab dianalogikan sebagai besi. Jadi, kalau ketemu atau menghadapi orang-orang yang kita rasa resek, lantas kita bilang, "Dia itu besi?" Sadarlah, kita pun "besi".
Tetapi, pasti Tuhan tidak mau sifat kita ini sama terus seperti itu--buruk, "sensi", baper, dan lainnya, melainkan mestilah berubah, walau memang prosesnya tidak gampang. Bayangkan, sebuah besi ditempa dengan besi lainnya, akan timbul gesekan, benturan, percikan api, dan tujuannya supaya sama-sama jadi tajam. Kenapa harus tajam? Supaya jadi berguna secara maksimal serta efektif. Apa guna pisau atau kapak yang tumpul?
Sayangnya, mungkin masih banyak orang yang tidak tahan terhadap gesekan, karena belum paham ataupun menyadari kita semua sedang dibentuk, diproses oleh Tuhan melalui orang-orang di sekitar kita.
Mari mulai belajar bersyukur untuk keberadaan orang-orang yang seperti itu, serta bersukacitalah karena kita akan semakin baik lagi. Baik lewat komen-komen yang mungkin pedas, kritikan, nasihat, maupun saran dan teguran dari orang lain, yang kita pakai untuk membangun.
"The people you throw away today, maybe the people you need tomorrow" (Orang-orang yang kita tepiskan hari ini bisa saja menjadi orang-orang yang kita butuhkan esok hari).
~ Sandra, gembala COOL WOI 7