Beberapa hari yang lalu, saya baru berkenalan dengan seseorang dan bercakap-cakap, dan beliau menyaksikan tentang pengalaman kelam hidupnya sebelum dijamah Tuhan, serta masih diproses sampai sekarang oleh-Nya. Kemudian, beliau pun mengingatkan hal sederhana yang saya percaya dapat juga menjadi berkat bagi kita:
Catatan NET Bible mengungkapkan, "The test of strength is adversity, for it reveals how strong a person is. Of course a weak person can always plead adverse conditions in order to quit," atau dengan kata lain, sering kali ujian kekuatan batiniah seseorang ialah melalui masa-masa sulit, dan orang-orang yang lemah akan selalu bisa mencari-cari alasan untuk menyerah saja saat kondisi buruk.
Masalah akan selalu ada.
Pertanyaannya, apakah kita mau berseru kepada-Nya, mengutamakan Dia, dan percaya pada janji-janji firmanNya? Ataukah memakai cara-cara dunia, seperti mengikuti kehendak dan selalu mengandalkan kekuatan diri sendiri, serta menyerah begitu saja?
Amsal 24:10 (VMD), "Jika engkau lemah pada masa kesulitan, itulah sesungguhnya kelemahan."
Engkau orang lemah jika engkau tidak tahan uji dalam menghadapi kesesakan. (FAYH)
If you fall to pieces in a crisis, there wasn't much to you in the first place. (MSG)
~ FG