Kadang, kita hanya cukup perlu mengaku, "Tuhan, aku tidak mampu," saat tidak sanggup melakukan sesuatu yang seharusnya kita kerjakan, terutama apa yang sesuai kehendak-Nya.
Ps. Rick Warren pernah berkata, "Weakness can actually be a good thing in your life if it causes you to depend on God," atau sesungguhnya kelemahan kita itu dapat merupakan suatu hal baik dalam kehidupan kita apabila dengannya justru semakin bersandar pada serta mengandalkan Dia.
Sebab memang ada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan dengan kekuatan atau kemampuan sendiri. Walau bisa saja kita berusaha mengerjakan dengan sebaik-baiknya, namun terlebih kita membutuhkan pertolongan serta penyertaan-Nya, apalagi kita anak-anak-Nya.
Melihat contoh hamba-hamba Tuhan pun, baik yang ada di dalam firman-Nya maupun kehidupan sehari-hari sampai sekarang, bukankah banyak sesungguhnya yang merasa tidak mampu apabila bukan Tuhan yang memampukan dan melayakkan mereka? Atau, sudah lupakah kita akan hal ini?
Sering kali, Ia pun bukan mencari orang-orang yang mampu, melainkan yang mau, punya hati yang rindu, serta berkomitmen. Mereka pun orang-orang biasa, namun bersedia untuk diperlengkapi, dibentuk, diproses, serta dituntun terus-menerus oleh-Nya.
2 Korintus 4:7 (FAYH), "Tetapi harta yang berharga ini, yaitu terang dan kuasa yang sekarang bercahaya di dalam diri kami, seolah-olah tersimpan di dalam wadah yang rapuh, yaitu tubuh kami yang lemah. Semua orang dapat melihat, bahwa kuasa yang penuh kemuliaan di dalam kami pasti berasal dari Allah dan bukan milik kami sendiri."
If you only look at us, you might well miss the brightness. We carry this precious Message around in the unadorned clay pots of our ordinary lives. That's to prevent anyone from confusing God's incomparable power with us. (MSG)
This work that God has given to us is like a very valuable treasure. But we who have that treasure are as weak as fragile clay pots. God has planned it like that way in order that people will know that the power that changes lives is God's power, and not any power of our own. (DEIBLER)
Lagipula, kalau kita pikir-pikir serta renungkan secara jujur, sesungguhnya siapakah kita ini, yang penuh dengan kelemahan serta keterbatasan, sering mengalami gagal, kesedihan, penderitaan, dan berbuat kesalahan? Kalau bukan Tuhan yang membawa, mengangkat, memulihkan, melayakkan, dan memakai kita sampai sekarang ini, entahlah sudah berada di mana kita.
Jadi, mari mengingat jangan sampai menjadi seperti raja Nebukadnezar yang merasa tinggi hati dan akhirnya direndahkan (Daniel 4:1-37). Ingat, kekristenan bukanlah hal semata-mata menyingkirkan kelemahan, ataupun hanya satu sisi rohani, melainkan pencurahan kuasa ilahi melalui manusia yang lemah. Semakin lemah kita dan tak berdaya, semakin kita bergantung pada-Nya. Makin kita mengandalkan-Nya, makin kuatlah serta teguh iman kita.
Mazmur 84:6 (VMD), "Berkat besar menjadi milik orang yang bergantung pada kekuatan-Mu. Keinginan hatinya ialah memasuki Rumah-Mu."
Berbahagialah orang yang kuat di dalam TUHAN, yang berhasrat mengikuti langkah-langkah-Mu. (FAYH)
Blessed are those who find strength in you. Their hearts are on the road that leads to you. (GWV)
"I am so weak, I can no longer work. I am so weak, I can no longer study. I am so weak, I can no longer read my Bible. I cannot even pray. I can only lie still in the arms of God like a little child in trust." ~ Hudson Taylor
~ FG