Memang kita tidak bisa serta merta mengasosiasikan ataupun menarik kesimpulan dari semua peristiwa yang terjadi dalam firman Tuhan, namun demikian, terkadang ada yang dapat kita pelajari serta sesuai dengan keadaan maupun kebutuhan kita secara rohani.
Misalnya, tentang Mefiboset, cucu laki-laki Saul, anak Yonatan, yang lumpuh pada kedua kakinya. Namun, itu semua pun terjadi karena pengasuhnya menjatuhkannya ketika berlari menggendongnya karena terlalu terburu-buru. Betapa kita juga patut bersyukur untuk perlindungan Allah dan penjagaan malaikat-malaikat-Nya bagi kita maupun anak-anak yang penuh kelemahan serta ketidakberdayaan.
Terkait Mefiboset, raja Daud menyelamatkan hidupnya, menunjukkan kemurahan hati dan memberinya tempat terhormat di istana demi janji persaudaraannya bersama Yonatan.
2 Samuel 9:13, "Demikianlah Mefiboset diam di Yerusalem, sebab ia tetap makan sehidangan dengan raja. Adapun kedua kakinya timpang."
Yang kedua kakinya lumpuh. Demikianlah Mefiboset tinggal di Yerusalem, karena dia adalah tamu tetap di istana raja. (TSI)
Tetapi Mefiboset sendiri -- yang lumpuh kedua kakinya -- pindah ke Yerusalem untuk tinggal di istana. (FAYH)
Sesungguhnya, Mefiboset dapat juga mewakili kita yang "timpang" akibat dosa dan tanpa pengharapan. Sepertinya yang menerima kemurahan hati raja Daud, kita pun mendapat kasih karunia dan anugerah dari Allah. Bukan karena perbuatan baik kita, melainkan hanya oleh kebaikan serta kasih-Nya.
Bukankah kita patut mengucap syukur, apa pun yang terjadi sampai hari ini? Kita ada sampai saat ini semuanya karena kasih-Nya, kita hidup hari ini semua berkat kemurahan-Nya.
"Terhadap orang-orang yang merendahkan diri di hadapan-Nya dan menyerahkan diri kepada-Nya, Ia memulihkan milik pusaka yang telah diambil dari mereka akibat perbuatan mereka. Ia membuat mereka berhak atas firdaus yang lebih baik daripada yang telah dirampas dari Adam, dan membawa mereka masuk ke dalam persekutuan dengan diri-Nya sendiri. Ia menempatkan mereka bersama anak-anak-Nya di meja hidangan-Nya, dan berpesta bersama mereka dengan segenap santapan surgawi. Tuhan, apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung?!" ~ Matthew Henry
~ FG