Sewaktu kecil dulu, saya pernah merasa orang-orang asing atau orang lain dan tetangga yang lebih mengenal saya daripada orangtua kami sendiri. Entah mengapa demikian, mungkin juga karena waktu interaksi dengan kami saat itu kurang oleh karena kedua orangtua kami mesti berangkat bekerja dari pagi hingga petang hari.
Adalah hal yang lebih menyayangkan lagi ketika orang asing, yakni bangsa Filistin yang sepertinya malah mengenali dan mengakui Allah, sifat, karakteristik serta kekuatan-Nya, daripada orang-orang Israel, umat-Nya sendiri! Bahkan kecenderungan mereka, kita tahu, sering kali melupakan Tuhan saat merasa diberkati, dan hanya berlari serta berseru, berharap meminta pertolongan kepada-Nya pada waktu sengsara.
1 Samuel 4:5-8, "Segera sesudah tabut perjanjian TUHAN sampai ke perkemahan, bersoraklah seluruh orang Israel dengan nyaring, sehingga bumi bergetar. Dan orang Filistin yang mendengar bunyi sorak itu berkata: 'Apakah bunyi sorak yang nyaring di perkemahan orang Ibrani itu?' Ketika diketahui mereka, bahwa tabut TUHAN telah sampai ke perkemahan itu, ketakutanlah orang Filistin, sebab kata mereka: 'Allah mereka telah datang ke perkemahan itu,' dan mereka berkata: 'Celakalah kita, sebab seperti itu belum pernah terjadi dahulu. Celakalah kita! Siapakah yang menolong kita dari tangan Allah yang maha dahsyat ini? Inilah juga Allah, yang telah menghajar orang Mesir dengan berbagai-bagai tulah di padang gurun.'"
Kiranya, kerinduan kita adalah terus mengenal Dia lebih lagi, serta memiliki hubungan pribadi yang makin intim atau karib dengan-Nya supaya kita sungguh-sungguh hidup benar.
Yeremia 9:23-24, "Mengenal Allah adalah kebahagiaan manusia -- Beginilah firman TUHAN: 'Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
TUHAN berkata, "Orang arif tak boleh bangga karena kebijaksanaannya, orang kuat karena kekuatannya, dan orang kaya karena kekayaannya. Siapa mau berbangga tentang sesuatu, haruslah berbangga bahwa ia mengenal dan mengerti Aku; bahwa ia tahu Aku mengasihi untuk selama-lamanya dan Aku menegakkan hukum serta keadilan di dunia. Semuanya itu menyenangkan hati-Ku. Aku, TUHAN, yang mengatakan itu." (BIS)
Thus says the Lord: Let not the wise and skillful person glory and boast in his wisdom and skill; let not the mighty and powerful person glory and boast in his strength and power; let not the person who is rich [in physical gratification and earthly wealth] glory and boast in his [temporal satisfactions and earthly] riches; But let him who glories glory in this: that he understands and knows Me [personally and practically, directly discerning and recognizing My character], that I am the Lord, Who practices loving-kindness, judgment, and righteousness in the earth, for in these things I delight, says the Lord. (AMP)
~ FG