Kita semua memerlukan hikmat serta kata-kata hikmat atau words of wisdom dari Tuhan. Seperti yang pernah didoakan ataupun diminta oleh raja muda Salomo. Bahkan, segera ia memperoleh ujian terhadap hikmat yang dimintakannya tersebut kepada Allah sesudahnya.
"Pada waktu itu masuklah dua orang perempuan sundal menghadap raja, lalu mereka berdiri di depannya. Kata perempuan yang satu: 'Ya tuanku! aku dan perempuan ini diam dalam satu rumah, dan aku melahirkan anak, pada waktu dia ada di rumah itu. Kemudian pada hari ketiga sesudah aku, perempuan inipun melahirkan anak; kami sendirian, tidak ada orang luar bersama-sama kami dalam rumah, hanya kami berdua saja dalam rumah. Pada waktu malam anak perempuan ini mati, karena ia menidurinya. Pada waktu tengah malam ia bangun, lalu mengambil anakku dari sampingku; sementara hambamu ini tidur, dibaringkannya anakku itu di pangkuannya, sedang anaknya yang mati itu dibaringkannya di pangkuanku. Ketika aku bangun pada waktu pagi untuk menyusui anakku, tampaklah anak itu sudah mati, tetapi ketika aku mengamat-amati dia pada waktu pagi itu, tampaklah bukan dia anak yang kulahirkan.' Kata perempuan yang lain itu: 'Bukan! anakkulah yang hidup dan anakmulah yang mati.' Tetapi perempuan yang pertama berkata pula: 'Bukan! anakmulah yang mati dan anakkulah yang hidup.' Begitulah mereka bertengkar di depan raja.'" (1 Raja-raja 3:16-22)
Kedua perempuan sundal sedang memperkarakan perkara, mereka saling menuduh, tetapi hanya satu orang yang benar. Kemungkinan mereka pun telah menghadap hakim-hakim lain sebelumnya, namun tak dapat teratasi, sehingga mesti diajukan kepada sang raja.
Wanita pertama membela haknya karena merasa ditipu oleh temannya sendiri, yaitu wanita kedua, yang mengambil bayinya dan mengaku-aku sebagai anaknya, padahal bayinya mengalami musibah sehingga wafat, dan mengambil bayi dari perempuan pertama tadi. Satu segi positif dalam peritiswa tersebut ialah, betapa perlakuan serta hati kedua ibu, perempuan-perempuan sundal itu yang ingin memiliki serta merawat bayinya walau kemungkinan melahirkan hasil perzinaan, masih lebih baik daripada para wanita modern sekarang yang melakukan aborsi, mungkin juga ingin membuang, meninggalkan, maupun menelantarkan anak ataupun bakal bayi-bayi mereka!
Salomo, dengan hikmat Allah, sekalipun berisiko, menitahkan untuk membelah bayi yang diperebutkan dua perempuan sundal (ay. 23-25), bukan melalui undian ataupun keputusan sepihak dari raja, meski yang seorang, yakni wanita pertamalah ibu yang sesungguhnya. Karena timbul belas kasihan, wanita pertama itu mengalah serta rela memberikan bayinya kepada perempuan kedua itu saja demi anaknya tetap hidup (ay. 26a).
Keputusan cerdas, hikmat, serta "jebakan" Salomo berhasil mengungkap mana ibu yang benar. Berbeda dari wanita kedua yang malah menginginkan supaya dibelah jadi dua saja, raja Salomo yakin benar bukan dialah ibu bayi yang diperebutkan. Sebab, keduanya memang sebelumnya sama-sama mengaku sebagai ibunya, tetapi kejujuran mereka akan teruji ketika sang anak terancam bahaya di depan mata.
1 Raja-raja 3:26-28 (VMD), "Perempuan kedua mengatakan, "Baiklah! Potong dualah bayi itu maka tidak seorang pun dari kami memilikinya." Perempuan pertama, yang memang ibu yang sebenarnya, hatinya penuh kasih terhadap anaknya. Ia berkata kepada raja, "Ya Tuan, jangan bunuh bayi itu. Berikan saja dia kepadanya." Kemudian Raja Salomo mengatakan, "Berhenti, jangan bunuh bayi itu. Berikan dia kepada perempuan yang pertama. Dialah ibu yang sesungguhnya." Orang Israel menghormati raja ketika mereka mendengar tentang keputusan itu. Mereka melihat bahwa dia mempunyai hikmat Allah untuk membuat keputusan yang tepat.
Ibu yang sesungguhnya dari anak yang hidup itu tidak sampai hati melihat anaknya akan dibunuh, lalu ia berseru, "Jangan, Baginda! Berikanlah bayi itu kepadanya. Jangan bunuh dia!" Tetapi perempuan yang seorang lagi berkata, "Sudahlah! Supaya bayi itu tidak menjadi milikmu ataupun milikku, biarlah ia dibelah dua!" Lalu berkatalah raja, "Berikan bayi itu kepada perempuan yang tidak rela anak itu dibelah, karena dialah ibunya!" Maka tersebarlah ke seluruh negeri keputusan raja yang bijaksana itu, sehingga segenap bangsa Israel kagum dan takut kepadanya. Mereka menyadari bahwa Allah telah mengaruniakan hikmat yang besar kepada Raja Salomo untuk melakukan keadilan. (FAYH)
The real mother of the living baby was overcome with emotion for her son and said, "Oh no, master! Give her the whole baby alive; don't kill him!" But the other one said, "If I can't have him, you can't have him--cut away!" The king gave his decision: "Give the living baby to the first woman. Nobody is going to kill this baby. She is the real mother." The word got around--everyone in Israel heard of the king's judgment. They were all in awe of the king, realizing that it was God's wisdom that enabled him to judge truly. (MSG)
Puji Tuhan untuk hikmat Allah dalam hati dan hidup raja muda Salomo, demikian pun di dalam hati serta kehidupan kita sehari-hari. Kita butuh hikmat-Nya untuk menghadapi situasi sulit sekalipun, ataupun saat menjumpai orang-orang yang memerlukan pertolongan, nasihat, maupun yang lainnya.
Lukas 12:11, "Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan."
Kalau orang menyeret kalian ke rumah-rumah ibadat atau ke hadapan gubernur atau pemerintah untuk diadili, janganlah kalian khawatir mengenai bagaimana kalian harus membela diri atau apa yang harus kalian katakan. Sebab, pada saat kalian harus berbicara, Roh Allah akan memberitahukan apa yang harus kalian katakan. (BSD)
"When they drag you into their meeting places, or into police courts and before judges, don't worry about defending yourselves--what you'll say or how you'll say it. The right words will be there. The Holy Spirit will give you the right words when the time comes." (MSG)
~ FG