Mungkin kita pernah mendengar istilah tentang 'sikap Getsemani' atau The Attitude of Gethsemane.
Di Taman Getsemani sendiri punlah, Tuhan kita, Yesus Kristus, pada malam sebelum Ia disalib, berdoa sampai menitikkan keringat darah, serta berserah pada kehendak Allah Bapa.
Meski akan dikhianati, disangkali, dipukuli, diludahi, Ia tetap berserah dalam kehendak Bapa.
Arti nama Getsemani sendiri ialah 'pemerasan minyak' (an oil press, olive press).
Mungkin saat-saat ini, kita merasa seperti sedang diperas, ditekan, bahkan diinjak-injak, entah oleh berbagai permasalahan dalam pekerjaan ataupun pelayanan, mengalami fitnah dan dijelek-jelekkan, kondisi kesehatan yang buruk, keadaan keluarga yang tak menentu, bahkan aniaya dari orang lain maupun pihak-pihak tertentu.
Namun, seperti halnya yang dilakukan Tuhan Yesus, kita dapat memiliki 'sikap Getsemani', yakni berserah penuh pada Allah, menyerahkan segenap harapan serta kehendak pribadi kita kepada-Nya, serta tetap mengerjakan panggilan hidup dari-Nya bagi kita.
Yohanes 4:34 (BSD), "Yesus berkata kepada mereka, 'Inilah makanan-Ku, yaitu: Taat kepada Allah yang mengutus Aku ke dunia dan menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan-Nya kepada-Ku.'"
Jesus said to them, My food (nourishment) is to do the will (pleasure) of Him Who sent Me and to accomplish and completely finish His work. (AMP)
Jesus said, "The food that keeps me going is that I do the will of the One who sent me, finishing the work he started." (MSG)
"When we are no longer able to change a situation—we are challenged to change ourselves" (Di saat tidak lagi kita sanggup untuk mengubahkan sebuah situasi, tantangan serta pertanyaannya bagi kita ialah maukah kita mengubah diri kita sendiri). ~ Viktor Emil Frankl
~ FG