Mungkin masih ingat kita kutipan berikut ini: "To a child, love is spelled T-I-M-E." Atau, bagi seorang anak, kasih itu ialah membagi waktu bersama mereka. Itulah yang diyakini oleh pendapat seorang pakar bernama Zig Ziglar.
Oh andai Charles Colson serta George McGovern meyadari kebenaran itu sejak lama. Sayangnya, tidak.
Mereka berdua merupakan dua kubu yang saling berlawanan dalam politik saat era kampaye pemilu AS, 1972. Berlarut-larut dalam berpikir cara-cara saling mengalahkan, sampai-sampai mereka tidak punya dan lupa waktu yang berharga terhadap keluarga masing-masing, terutama anak-anak mereka.
Colson menulis, "As I think back on my life, my biggest regret is not spending more time with the kids. Making family your top priority means going against the culture where materialism and workaholism are rampant. It means realizing you may not advance as fast in your career as some do. It means being willing to accept a lower standard of living, knowing that you're doing the right thing for your children, giving them the emotional security that they will draw on for the rest of their lives."
(Melihat kembali hidup saya, penyesalan terbesar saya ialah tidak menyediakan lebih banyak waktu bersama anak-anak kami. Keluarga sebagai prioritas berarti mendobrak kebiasaan di mana materialisme serta gila kerja begitu merajalela saat itu. Juga, berarti rela karier tidak maju secepat yang dialami beberapa orang. Lalu, bersedia menjalani standar hidup yang mungkin biasa-biasa saja, meski kita melakukan hal yang benar bagi anak-anak kita, memberi mereka rasa aman secara emosi yang akan mereka pegang selama sisa hidup mereka.)
Sementara itu, McGovern merenungkan kematian putrinya akibat kecanduan minuman keras. Membaca tulisan-tulisan diari anaknya , ia menemukan kenyataan bahwa ia bukanlah seorang ayah yang baik seperti yang dikiranya. Dalam suatu tulisan putrinya, dia kangen papanya, tapi mungkin tidak sebaliknya karena terlalu sangat sibuk bekerja dalam politik.
Bagaimana dengan kita saat ini? Masihkah mau menyediakan waktu yang berharga bagi keluarga? Mampukah kita untuk benar-benar mengeyampingkan sejenak alat-alat elektronik yang ada, serta mulai bercengkerama dan bercanda bersama-sama mereka, sekecil apa pun aktivitas itu?
"Show more love to your kids by spending more time with them, especially during the adolescent years—no matter what it costs your career. That way neither of you will have regrets. I'd give everything I have for one more afternoon with Terry, just to tell her how much I love her and have one more of those happy times that we used to have all too infrequently." (Tunjukkan lebih banyak kasih ke anak-anak kita dengan menyediakan waktu lebih bersama mereka, terutama selama masa remajanya, meski mungkin sejenak mengeyampingkan karier kita. Dengan begitu, takkan ada penyesalan sebagai orangtua maupun anak. Saya rela memberikan semua yang saya miliki demi satu sore hari lagi bersama putri saya Terry, untuk memberitahu dia betapa saya mengasihinya, dan melakukan kembali bersama-sama saat-saat berbahagia yang mungkin dulu jarang kami lakukan) ~ George McGovern
2 Timotius 1:5, "Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu."
Aku tahu betapa besar imanmu kepada Tuhan, seperti halnya iman ibumu Eunike dan nenekmu Lois; dan aku yakin bahwa imanmu di dalam Dia tetap sebesar semula. (FAYH)
I am calling up memories of your sincere and unqualified faith (the leaning of your entire personality on God in Christ in absolute trust and confidence in His power, wisdom, and goodness), a faith that first lived permanently in the heart of your grandmother Lois and your mother Eunice and now, I am fully persuaded, dwells in you also. (AMP)
~ FG