Suatu hari, enam ekor belalang melihat-lihat seekor belalang lainnya yang mencoba melompat, namun tidak sanggup setinggi mereka. Merasa kasihan, mereka pun bertanya kepadanya, "Hai, kenapa kamu kok cuma bisa melompat sampai segitu?"
"Iya ya," timpalnya, "Bagaimana juga kalian kok bisa lompat tinggi-tinggi, ya?" balasnya balik bertanya pada mereka.
Singkat cerita, ternyata sebelumnya sudah lama satu belalang yang tidak atau belum dapat melompat lebih tinggi seperti teman-temannya itu pernah tinggal di dalam sebuah kotak yang atasnya tertutup, sehingga terbiasa lompat segitu-segitu saja, sebatas batasan yang ada di atasnya.
Dengan kata lain, kemungkinan besar belalang tersebut telah tinggal atau hidup di tempat yang salah, maka belum mencapai potensinya yang sesungguhnya.
Jika diibaratkan ilustrasi di atas, apa yang membuat kita tidak mencapai potensi terbesar kita sampai saat ini? Mungkinkah kekecewaan atau rasa sakit hati, penilaian maupun pendapat dari orang lain yang melemahkan, ataupun pikiran negatif diri kita sendiri, dan lainnya?
Bilangan 13:33 (BIS), "Bahkan kami melihat orang-orang yang seperti raksasa, yaitu keturunan orang Enak. Dibandingkan dengan mereka, kami merasa seperti belalang, dan pasti begitulah anggapan mereka terhadap kami."
Kami bahkan melihat orang-orang raksasa (orang-orang raksasa ini adalah orang-orang Enak). Kami merasa diri kami seperti belalang di hadapan mereka, dan di mata mereka pasti kami seperti belalang juga. (KSKK)
And we even saw giants there, the descendants of Anak. We felt as small as grasshoppers, and that is how we must have looked to them. (GNB)
Sekilas terkait ayat di atas pun, John Wycliff memaparkan, beberapa penafsir berpendapat, kecuali Kaleb dan Yosua, para pengintai Israel lainnya waktu itu, kemungkinan juga membayangkan ada raksasa ketika melihat tembok benteng tinggi, kadang-kadang setinggi sekitar 15 meter, dan mereka pikir hanya raksasalah yang mampu membangun tembok sedemikian tinggi. Namun, ukuran tempat pembaringan raja Og (Ulangan 2:10, 20) menunjukkan adanya suatu bangsa yang besarnya melebihi normal. Ayat tersebut serta Kejadian 14:5 menunjukkan, bangsa "raksasa" ada sejak zaman para leluhur dan berada di berbagai tempat.
Bangkitlah!
Marilah terus belajar serta melakukan hal yang terbaik bersama Tuhan, agar kita dapat meraih potensi kita yang sejati dari-Nya.
"Laugh at life's impossibilities" (Tersenyum sajalah terhadap apa yang mustahil bagi dunia ataupun sesungguhnya yang ada di hidup ini). ~ Charles Wesley
~ FG