Ada banyak orang mungkin, bahkan orang Kristen, yang ketika pagi hari, mencari wajah Tuhan melalui doa, tetapi sering kali tidak menikmati apa yang sedang dibangunnya bersama Tuhan dalam hadirat-Nya, bahkan jika pun berdoa, yang ada justrulah gundah gulana ataupun persoalan hidup yang lebih besar diserukannya.
Berbeda dengan apa yang pernah Daud sampaikan:
Mazmur 5:3, "TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu."
Setiap pagi aku berdoa dengan tekun dan mengajukan permohonanku kepada-Mu. (FAYH)
Every morning you'll hear me at it again. Every morning I lay out the pieces of my life on your altar and watch for fire to descend. (MSG)
Ini ungkapan yang menunjukkan hubungan dekat, yang bukan hanya karena saat teduhnya dengan Tuhan, namun lebih daripada itu, Daud menunggu-nunggu, menanti-nantikan Tuhan, seraya mempersembahkan hati yang penuh ucapan syukur di hadapan-Nya.
Daud berharap hanya kepada Tuhan, dan ia mengandalkan Dia. Catatan Full Life menguraikan, Daud tidak akan hidup tanpa doa. Selain itu, jika kehidupan berkiblat pada Allah, berdoa pada waktu pagi akan menjadi tindakan yang wajar kita lakukan. Setiap pagi yang baru, meminta penyerahan baru dari kita kepada-Nya, sepanjang hari mencari tanda-tanda Allah sedang bekerja dalam hidupnya, serta setia menanti jawaban doa.
Kemudian, orang yang ingin doanya dijawab Allah saat kesusahan layaknya memiliki hubungan pribadi yang mengandalkan Dia sebagai satu-satunya penolong yang sejati dan pembela, keinginan yang mendalam untuk pertolongan-Nya, serta sungguh-sungguh berusaha hidup saleh.
Daud menyadari, mungkin ada banyak tantangan, rintangan, serta permasalahan yang akan ia hadapi hari itu maupun ke depannya, tetapi ia sangat yakin, bahwa di tiap helaan napasnya pun Allah memperhatikan, memelihara, serta mempedulikan dirinya.
Mazmur 4:1-2, "Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah yang membernarkan aku. Didalam kesesakan Engkau memberikan kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!"
Ya Allah, Engkaulah pembelaku; jawablah bila aku berseru. Waktu aku susah, Engkau menolong aku; sekarang kasihanilah aku dan dengarlah doaku. (BIS)
Dengarkanlah doaku lagi bila aku memanggil-Mu. Ya Allah yang membenarkan aku. Dan tolonglah aku dalam segala kesulitanku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku. (VMD)
Daud, seorang raja besar saja, masih punya hati yang mau menunggu-nunggu untuk mempersembahkan yang terbaik buat Tuhan, siapakah kita yang masih menunda-nunda untuk melakukan hal yang sama?
Masihkah ada kerinduan yang besar pula untuk mencari Dia terlebih dulu daripada segalanya, serta mengutamakan Dia lebih dari sekadar berkat-berkat-Nya?
Mungkin masih kita ingat, bahwa bagaimana kita memulai pagi hari, biasanya akan menentukan seperti apa kita menjalani sepanjang hari itu.
~ Ibu Deliana Marpaung