Jika mengamat-amati, Tuhan Yesus acap mengecam para ahli Taurat serta orang Farisi atau pemuka dan pemimpin agama terhadap kemunafikan mereka. Bahkan, pasti di antara mereka banyak yang lebih senior daripada Yesus, namun dengan penuh kuasa, keberanian, otoritas, serta apa adanya Ia mencela cara hidup mereka.
Memakai bahasa sekarang, menurut Ps. Jusuf Roni, janganlah jadi "bunglon-bunglon rohani", yang bisa berubah di suatu saat tertentu, dan berubah lagi di saat-saat lainnya. Dengan nada lain, munafik atau pura-pura. Dari tampilan luar terlihat baik, namun sesungguhnya tidak demikian adanya dengan kenyataan atau keadaan di dalamnya dirinya.
Kamus sendiri mengartikan munafik sebagai orang yang berpura-pura percaya atau setia dan sebagainya pada agama dan lain-lain, tetapi sebenarnya dalam hatinya tidaklah demikian. Kemudian, sering mengatakan sesuatu yang tidak sesuai perbuatannya. Bermuka dua. Serigala--kita tahu--berbulu domba.
Matius 23 : 27 – 28 (FAYH), "Celakalah kalian, hai orang-orang Farisi dan para pemimpin agama! Kalian seperti makam yang kelihatan indah, tetapi di dalamnya penuh dengan tulang-tulang orang mati, najis dan busuk. Kalian berusaha agar kelihatan seperti orang saleh; tetapi di balik jubah yang nampaknya suci itu terdapat hati yang dicemarkan oleh segala macam kemunafikan dan dosa."
You're hopeless, you religion scholars and Pharisees! Frauds! You're like manicured grave plots, grass clipped and the flowers bright, but six feet down it's all rotting bones and worm-eaten flesh. People look at you and think you're saints, but beneath the skin you're total frauds. (MSG)
You men who teach the Jewish laws and you Pharisees, your punishment will be terrible! You are hypocrites! You are like tombs that are washed white so that people can see them and avoid touching them. The outside surfaces are beautiful, but inside they are full of dead people's bones and filth. You are like those tombs. When people look at you, they think that you are righteous, but in your inner beings/hearts you are hypocrites and you disobey God's commands. (DEIBLER)
Bagaimana dengan kita? Masihkah memiliki kecenderungan seperti itu? Di manapun berada, tidaklah menjamin tidak akan ada risiko untuk bersikap munafik.
Mari belajar jujur, apa adanya, serta siap memberi pengakuan ataupun pertanggungan jawab. Sebab, kita menyadari, sepandai apa pun kita menutupi kemunafikan, serta merasa tetap tidak akan diketahui oleh orang-orang lain, namun saatnya pasti tiba ketika Allah sendiri yang akan menyingkapkan keadaan yang sesungguhnya.
~ FG