Dua hari yang lalu, ada "bunglon rohani".
Hari ini, ada 'landak rohani'. Masih menurut Ps. Jusuf Roni, selain mewaspadai ibarat bunglon rohani, salah satu hal lainnya ialah sebaiknya kita tidak menjadi seperti landak-landak rohani.
Apa artinya?
Terlalu sensitif (overly sensitive), atau sedikit-sedikit emosi, kesal, serta kecewa, ataupun terlampau serius, dan selalu memberikan penghakiman terhadap semua orang di sekeliling, mencari-cari kesalahan dalam segala sesuatu, seolah-olah mengetahui segalanya serta dapat berbuat apa saja.
John C. Maxwell pernah mengingatkan, janganlah terlalu serius (tidak pernah tidak serius dan anti sikap santai sejenak) dengan diri kita sendiri, melainkan memang yang perlu ialah untuk sungguh-sungguh atau mulai serius dalam hubungan kita dengan Allah.
Suatu hari, ketika Darlene Zschech memimpin sebuah pujian dan penyembahan di depan, seorang rekan timnya memberi kode kepadanya dari baris paling belakang jemaat bahwa rambutnya agak berantakan. Dengan tenang, Darlene tersenyum sejenak seraya berterima kasih dan memperbaiki rambutnya.
Mari, upayakan diri supaya tidak menjadi seperti landak-landak rohani.
Pengkhotbah 7:16, "Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?"
Jadi inilah nasihatku: Dalam hidup ini, janganlah merasa dirimu paling benar di hadapan Allah, dan janganlah merasa paling bijak. Karena dengan demikian kamu akan menghancurkan dirimu sendiri! (TSI)
Be not [morbidly exacting and externally] righteous overmuch, neither strive to make yourself [pretentiously appear] overwise--why should you [get puffed up and] destroy yourself [with presumptuous self-sufficiency]? (AMP)
"Sikap tidak berlebihan lebih baik daripada sikap keterlaluan." (John Wycliffe)
~ FG