Jika ada satu hal saja yang Tuhan benci, apakah itu? Mungkin itu adalah kesombongan. Baik pria maupun wanita yang sombong dibenci oleh-Nya.
Firman-Nya dalam Yesaya pun pernah mengingatkan, Tuhan juga menghukum para perempuan Israel yang berlaku sombong. Dalam hal ini, dapat juga berarti menolak Dia serta jalan hidup atau cara-cara-Nya, ataupun suka berpura-pura.
Yesaya 3 : 16 – 17, "Hukuman TUHAN terhadap wanita-wanita Sion yang sombong—TUHAN berfirman: Oleh karena wanita Sion telah menjadi sombong dan telah berjalan dengan jenjang leher dan dengan main mata, berjalan dengan dibuat-buat langkahnya dan gemerencing dengan giring-giring kakinya, maka Tuhan akan membuat batu kepala wanita Sion penuh kudis dan TUHAN akan mencukur rambut sebelah dahi mereka.
TUHAN berkata, "Perempuan di Sion menjadi sangat sombong. Mereka berjalan berkeliling sambil mengangkat kepala, berbuat seakan-akan merekalah yang lebih baik daripada orang lain, mereka mengerlingkan mata, dan gelang kakinya berbunyi, ketika mereka melangkah agak lebih cepat." TUHAN akan membuat luka-luka pada kepala perempuan di Sion. TUHAN akan membuat kepala mereka botak. (VMD)
TUHAN berkata, "Sombong benar wanita-wanita Yerusalem! Mereka genit, suka main mata dan berjalan dengan angkuh. Langkahnya dibuat-buat, dan gemerincing bunyi gelang-gelang kakinya. Tetapi Aku akan menghukum mereka; kepala mereka akan penuh kudis dan digunduli." (BIS)
Catatan Full Life menegaskan, bila menolak cara-cara Allah dalam suatu masyarakat, akan membuka jalan bagi ketidakadilan, kekerasan, dan kehilangan hal-hal moral. Hasil akhirnya, semua orang menderita saat kehidupan masyarakat itu berantakan.
Selain berkat-berkat-Nya itu nyata, begitu juga hukuman-hukuman-Nya.
Bagaimanakah dengan kita? Masihkah kita menjalani hidup ini maupun keseharian kita dengan penuh kesombongan maupun mengikuti kemauan kita sendiri?
Lebih lanjut, catatan Full Life menjelaskan, di tengah-tengah kemerosotan rohani serta moral, kaum wanita Yehuda terpikat segala hal yang berkaitan penampilan lahiriah saja, bukannya kekudusan serta kasih kepada-Nya. Mereka mementingkan diri sendiri, tidak menunjukkan perhatian pada orang yang tertindas, miskin, atau keadaan tragis kehidupan rohani keluarga mereka maupun masyarakat sekitarnya.
Sementara itu, Allah menuntut kerendahan hati, kesopanan, dan kekudusan di kalangan wanita percaya—maupun kita semua.
1 Petrus 3 : 3 – 5 (TSI), "Janganlah kamu sibuk mempercantik penampilan luar saja, seperti menghias rambut, memakai perhiasan emas, atau pakaian yang indah. Biarlah kecantikanmu berasal dari dalam hatimu, yaitu hati yang lemah lembut dan tenang. Kecantikan seperti itu sangat berharga di mata Allah dan tidak akan hilang sampai kamu tua. Begitulah para perempuan saleh zaman dulu mendandani diri mereka, yakni dengan bersandar pada Allah dan menaati suami mereka masing-masing."
Jangan mementingkan kecantikan lahiriah yang bergantung pada perhiasan, pakaian indah serta dandanan rambut. Utamakanlah kecantikan batin, yang mencerminkan kelembutan dan ketenangan jiwa yang sangat berharga bagi Allah. Kecantikan batin semacam itu terlihat pada wanita-wanita saleh zaman dahulu, yang mempercayai Allah dan menyesuaikan diri dengan rencana-rencana suami mereka. (FAYH)
What matters is not your outer appearance--the styling of your hair, the jewelry you wear, the cut of your clothes--but your inner disposition. Cultivate inner beauty, the gentle, gracious kind that God delights in. The holy women of old were beautiful before God that way, and were good, loyal wives to their husbands. (MSG)
~ FG