Suatu malam, sebuah rumah terbakar, dan seorang anak laki-laki dipaksa untuk berlari untuk menghindari lahapan api, dengan cara melompat dari atap rumah.
Ayahnya berdiri di bawah dengan menengadahkan tangan sambil berteriak, "Lompatlah, Anakku! Lompatlah, Anakku! Ayah akan menangkapmu!"
Tetapi, anak itu sangat takut. Apalagi kepulan asap yang semakin gelap dari api.
Sang ayah tetap berteriak, "Lompatlah, Anakku! Lompatlah, Nak! Ayah akan menangkapmu!"
Di atap itu, anaknya masih berteriak sambil menangis,
"Ayah, aku tidak bisa melihatmu!"
Ayahnya menjawab,
"Tidak apa-apa, Anakku. Ayah bisa melihatmu!"
Kadang kala, mungkin kita menemukan diri kita berada di tengah pencobaan hidup seperti yang dialami anak tadi. Di pandangan kita serasa hanya ada asap serta nyala api.
Namun, dengan iman, kita dapat percaya Allah yang akan menolong kita. Tuhan rindu melihat respons iman kita. George Müller pernah berkata, "Iman tidak bergerak di dalam alam kemungkinan. Tidak ada kemuliaan bagi Tuhan di dalam kemungkinan manusia. Iman dimulai saat berakhirnya kekuatan manusia."
Mari belajar melatih iman kita, terutama dalam mempraktikkan firman Tuhan. Tangan-Nya siap menolong dan menopang kita.
Tetaplah bersukacita, setia berdoa, dan mengucap syukur.
2 Korintus 5:6 (TSI), "Karena itulah saya dan para pelayan Kristus yang lain selalu tabah dengan penuh keyakinan, sebab kami percaya penuh pada semua janji Allah, bukan pada hal-hal yang kelihatan. Kami tahu bahwa selama masih mendiami tubuh duniawi ini, kami belum bisa tinggal bersama Tuhan Yesus."
For we walk by faith [we regulate our lives and conduct ourselves by our conviction or belief respecting man's relationship to God and divine things, with trust and holy fervor; thus we walk] not by sight or appearance. (AMP)
It's what we trust in but don't yet see that keeps us going. (MSG)
God is too wise to be mistaken
God is too good to be unkind
So when you don't understand
When don't see His plan
When you can't trace His hand
Trust His Heart
~ Babbie Mason
~ Pak Andreas