Sikap hati yang lemah lembut—sungguh penuh empati, toleransi, rendah hati, panjang sabar, tidak mementingkan diri sendiri, mau dibentuk serta menundukkan diri pada kehendak Allah—mungkin kualitas karakter yang jarang kita temukan. Melainkan, hal yang sebaliknya justru lebih banyak kita temukan—kasar, tidak berempati, arogan, dan lainnya.
Musa disebut sebagai orang yang sangat lembut hatinya. Bukan berarti tidak pernah marah, namun ia belajar untuk menahan diri serta bersikap lemah lembut pada saat yang tepat.
Bilangan 12 : 3, "Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi."
Musa adalah orang yang sangat rendah hati, melebihi semua orang yang hidup di bumi ini. (BIS)
Now the man Moses [was] very meek, above all the men which [were] upon the face of the earth. (KJV)
Ketika ditentang oleh Miryam serta Harun, ia tidak membela dirinya. Tuhanlah yang membela Musa. Miryam mendapatkan hukuman berupa penyakit kusta. Melihat itu, Harun memohon agar mereka dilepaskan dari hukuman. Tanpa menunda-nunda, Musa pun berseru kepada Tuhan, supaya menyembuhkan saudarinya itu. Hati Tuhan tertuju pada Musa, dan Ia mendengarkan permohonannya.
Itulah salah satu bukti kelemahlembutan Musa. Di satu sisi, ia sama sekali tidak merasa bersukacita atas hukuman yang ditimpakan Tuhan terhadap saudaranya, di sisi lain ia tetap tunduk pada kehendak Allah.
Full Life Note menjelaskan, kerendahan hati Musa terletak dalam kepercayaan-Nya kepada Allah, sehingga ia bebas dari sifat mementingkan diri dan ambisi yang fasik. Ketika ditantang ataupun diancam, Musa bersandar pada Allah dan mempercayai Ia akan menolong serta melindungi dirinya, sebab Allah senang menolong orang yang rendah hati dan dekat dengan-Nya.
Bagaimana sikap hati kita ketika ada orang yang menyinggung ataupun menyakiti perasaan dan hati kita? Bagaimana sikap hati kita ketika orang berbicara hal-hal yang buruk tentang diri kita?
Matthew Henry pernah berkata, "Adakalanya ketidakbaikan orang-orang terdekat atau teman-teman kita menjadi ujian yang lebih berat bagi kelemahlembutan kita daripada kedengkian dari musuh-musuh kita."
Mungkinkah saat ini Allah sedang menyapa dan menegur kita untuk melembutkan hati serta menjadi rendah hati?
Mari belajar memiliki kelemahlembutan dalam hati kita. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang yang lembut hatinya. Tuhan sendiri yang akan menjagai kehidupan kita, bahkan pada saat orang berbuat jahat atau tidak baik terhadap kita.
~ Ibu Elizabeth