Kita semua mungkin sama saja dalam memiliki potensi untuk melakukan hal yang salah, namun tidak semua kita yang sama dalam memilih ataupun menentukan respons terhadap sesuatu.
Suatu malam, ketika Dr. Martin Luther King Jr beserta saudaranya sedang berkendara di jalan yang tidak terlalu lebar, ada seorang pengemudi lain di belakang mereka yang menyalakan lampu tembak atau jauh, lampu yang paling terang dan mengarah ke atas, sehingga sangat menyilaukan. Entah sengaja, entah teledor atau tidak tahu. Kemudian, berlalu begitu saja.
Saudaranya yang agak kesal, berkata, "Kalau nanti sampai ada lagi yang seperti itu, aku akan gantian menyalakan lampu tembak."
Namun, Dr. King menyadari betapa berbahayanya juga jika demikian, maka beliau menyarankan supaya bersabar serta rendah hati saja di jalan.
Pernahkah Saudara mengalaminya juga? Saya pernah. Apalagi ingin membalas orang lain yang mungkin sengaja melakukan sesuatu yang salah atau terasa mengganggu. Namun, apabila seperti itu, maka kita akan sama saja dengan orang lain yang berbuat salah atau tidak baik tersebut. Maukah kita, seperti Dr. Martin Luther King, mengalah, bersabar, serta memilih rendah hati?
Kita memang tidak akan bisa mencegah orang lain berbuat jahat kepada kita. Tetapi, kita masih bisa memiliki pilihan untuk menentukan respons atau sikap kita.
1 Tesalonika 5 : 15 (BSD), "Berusahalah sungguh-sungguh untuk selalu berbuat baik kepada setiap orang. Janganlah ada di antara kalian yang membalas kejahatan dengan kejahatan juga."
Be sure that no one repays a bad turn with a bad turn; good should be your objective always, among yourselves and in the world at large. (Phillips NT)
See to it that no one pays back wrong for wrong, but always aim at what is best for each other and for all. (REB)
Meski sulit, tetapi sebagai orang percaya, seharusnya kita memiliki respons yang berbeda, bertindak dalam kasih, serta bukan bereaksi dalam kemarahan. Sebab, justru situasi sulit serta tidak adil dapat menjadi kesempatan untuk penginjilan, mempraktikkan firman, maupun bersaksi yang efektif. Namun, secara sungguh-sungguh, bukan sekadar teori. Serta selalu. Sebab, sebagian besar kehidupan kita sehari-hari pasti terdiri dari interaksi atau hubungan dengan orang lain—baik yang percaya maupun tidak percaya.
~ FG