Daniel 2 : 14 - 15, "Lalu berkatalah Daniel dengan cerdik dan bijaksana kepada Ariokh, pemimpin pengawal raja yang telah pergi untuk membunuh orang-orang bijaksana di Babel itu, katanya kepada Ariokh, pembesar raja itu: 'Mengapa titah yang begitu keras ini dikeluarkan oleh raja?' Lalu Ariokh memberitahukan hal itu kepada Daniel."
Daniel 2 : 24 - 25, "Sebab itu pergilah Daniel kepada Ariokh yang telah ditugaskan raja untuk melenyapkan orang-orang bijaksana di Babel; maka pergilah ia serta berkata kepadanya, demikian: 'Orang-orang bijaksana di Babel itu jangan kaulenyapkan! Bawalah aku menghadap raja, maka aku akan memberitahukan kepada raja makna itu!' Ariokh segera membawa Daniel menghadap raja serta berkata kepada raja demikian: 'Aku telah mendapat seorang dari antara orang-orang buangan dari Yehuda, yang dapat memberitahukan makna itu kepada raja.'"
Sekilas, Ariokh tampaknya orang yang baik. Namun, siapakah sesungguhnya Ariokh?
T. G. Pinches menututkan, Ariokh ialah kepala para pengawal untuk raja Nebukadnezar. Itu saja fakta besarnya, tiada hal lain yang diketahui, selain yang diberi titah untuk melenyapkan orang-orang bijaksana yang tidak dapat mengartikan mimpi raja. Ia jugalah yang memberitahu kepada raja tentang Daniel yang sanggup mengartikannya.
Sayangnya, menurut Pinches, Ariokh pun ingin mengambil keuntungan serta memperoleh pujian untuk kebaikan-kebaikan yang tidak ada kaitan dengannya dalam penafsiran mimpi raja.
Bukankah mungkin masih banyak orang yang ingin cari muka seperti itu, padahal tidak sungguh-sungguh punya hati maupun kinerja nyata, ataupun kepedulian terhadap orang lain?
Daniel sendiri tidak mau mencari muka. Ia berdoa supaya Tuhan memberitahu arti mimpi raja, maupun apa mimpi sang saja, sebab raja tidak memberitahukan apa mimpinya. Doa yang tak putus-putusnya dari orang yang hidup benar, sangat besar kuasanya. Tuhan menyatakan kuasa-Nya melalui Daniel.
Kita yang melayani di rumah Tuhan ataupun bekerja di manapun, layanilah Dia, bukan sekadar mencari muka ataupun kebenaran diri sendiri. Terutama sebagai orang-orang yang telah Allah pilih, relalah berkorban dan tidak cari muka.
Matthew Henry pernah mengatakan, "Biarlah orang-orang yang dikasihi serta diangkat-Nya mengenyampingkan segala pendapat dari hikmat maupun rasa keberhargaan diri mereka sendiri, sehingga kiranya nama Allah saja yang layak dipuji melalui kebaikan yang mereka perbuat ataupun miliki." (Let those whom God has highly favoured and honoured, lay aside all opinion of their own wisdom and worthiness, that the Lord alone may be praised for the good they have and do.)
~ FG