Pernah menyaksikan film berjudul Seabiscuit? Kisah yang diangkat dari peristiwa nyata ini bercerita tentang seekor kuda dengan nama yang sama dengan judul tersebut. Kuda pacu ini awalnya sangat memberontak, dan diremehkan orang-orang. Namun, sampai suatu hari, terjadi sebuah perubahan, sehingga memenangkan balapan dan sempat viral waktu itu.
Potensi Seabiscuit mungkin tidak akan muncul-muncul ataupun maksimal bila terus-menerus memberontak dan tidak mau tunduk pada pelatih maupun penunggangnya. Sebenarnya sih wajar saja seekor kuda kalaui sulit diatur serta memberontak, apalagi kuda liar, karena memang itulah salah satu sifatnya.
Tetapi, bagaimana dengan kita sebagai manusia, apakah cenderung seperti demikian, gemar berontak, sukar diatur, serta keras kepala entah pada peraturan, pimpinan, orangtua, ataupun otoritas lainnya?
Firman-Nya mengingatkan:
Mazmur 32 : 9, "Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau."
Janganlah berlaku seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang harus dikenakan tali kekang di mulutnya supaya menurut. (FAYH)
Don't be stubborn like a horse or mule. They need a bit and bridle in their mouth to restrain them, or they will not come near you. (GWV)
Kuda pun sering kali merupakan perlambang hewan perang, kekuatan ataupun kekuasaan. Berbeda dari keledai muda yang menggambarkan kerendahan hati. Dan dari beberapa binatang tunggangan, kudalah yang biasanya bernilai, namun perlu waktu lebih untuk menjinakkan.
Kembali pada pertanyaan sebelumnya, apakah sampai saat ini kita merupakan pribadi-pribadi yang masih sulit diatur serta butuh waktu lebih lama untuk taat? Jangan sampai kalah dari Seabiscuit.
Matthew Henry mengingatkan, jangan gegabah karena hasrat atau hawa nafsu kapan pun itu, ataupun berbuat sesuatu yang bertentangan dengan akal budi yang jernih serta tujuan yang sesungguhnya. Jika saja orang-orang berdosa mau diatur dan dikendalikan demikian, maka mereka dapat segera menjadi kudus, dan tidak melangkah lebih jauh di jalan-jalan dosa. Di mana ada anugerah yang memperbarui, di situ tali les serta kekang dari anugerah yang mengendalikan tidak diperlukan.
Mazmur 73 : 22 (KSKK), "Aku tidak lebih pandai dari binatang."
Aku merasa begitu bodoh dan dungu; pada pemandangan-Mu, ya Allah, pasti aku ini seperti binatang. (FAYH)
I was so foolish and ignorant––I must have seemed like a senseless animal to you. (NLT)
Kolose 3 : 5 (BSD), "Karena itu, kalian harus membuang keinginan-keinginan yang jahat yang selalu menggoda kalian, yaitu keinginan untuk berselingkuh; keinginan untuk berbuat jahat, keinginan untuk terus-menerus mendapatkan lebih banyak uang dan harta. Keinginan seperti itu sama saja dengan menyembah berhala."
And that means killing off everything connected with that way of death: sexual promiscuity, impurity, lust, doing whatever you feel like whenever you feel like it, and grabbing whatever attracts your fancy. That's a life shaped by things and feelings instead of by God. (MSG)
Get rid of your evil practices/deeds as though they were enemies whom you were killing (Get rid of doing evil, like dead people do not do what is evil). Specifically, do not practice sexual immorality. Do not commit unnatural sexual acts. Do not desire to act like that, and do not desire to do anything that is evil. Do not desire to have more things than you need, because, if you do that, you are worshipping material things instead of worshipping God/making material things to become your god. (DEIBLER)
~ FG