Pekerja anak atau child labor memang telah dilarang. Namun, pada masa dulu, khususnya di sejumlah negara, mau tidak mau, entah karena kebutuhan keluarga maupun lainnya, anak-anak pun masih diperbolehkan bekerja.
Seperti halnya yang pernah dilakukan anak-anak usia delapan tahunan yang bekerja di pabrik-pabrik tekstil di Brunswick, kota Maine, Amerika. Semangat, kerajinan, serta rasa mandiri mereka sungguh luar biasa! Mungkin berbeda halnya dengan anak-anak milenial sekarang yang sepertinya terlalu manja dan bila terus-menerus seperti itu, justru akan tidak baik bagi karakter mereka ketika dewasa, misalnya menjadi malas, tidak mau disiplin ataupun bekerja keras.
Tentang kemalasan sendiri, firman Tuhan mengingatkan: "Tangan yang malas membawa kemiskinan; tangan yang rajin mendatangkan kekayaan" (Amsal 10 : 4, KSKK).
He who is slow in his work becomes poor, but the hand of the ready worker gets in wealth. (BBE)
Bahkan belajar dari semut, ataupun semut-semut yang membangun "istana-istana" pasirnya sampai selesai!
Amsal 6 : 6 (BIS), "Orang yang malas harus memperhatikan cara hidup semut dan belajar daripadanya."
Go to the ant, you hater of work; give thought to her ways and be wise. (BBE)
You lazy people can learn by watching an anthill. (CEV)
Biasanya, orang yang malas akan menunda-nunda untuk memulai apa yang mestinya dikerjakannya, ataupun tidak menyelesaikan yang telah dimulainya karena perhatiannya teralihkan, serta hanya ingin zona nyaman. Bahkan, menurut Full Life Note, kemalasan dalam hal rohani lebih parah ketimbang kemalasan secara jasmani!
Paulus pun, sebagai seorang rasul, memberi panutan yang luar biasa. Selain memberitakan Injil, beliau merangkap melakukan pekerjaan lain, yakni membuat kemah. Usahanya mencari nafkah seperti tersebut dikerjakannya sepanjang perjalanannya ataupun saat tinggal di suatu tempat pelayanan. Bayangkan, sudah sibuk dalam melayani jemaat, masih mau bekerja keras demi mencukupi kebutuhan dirinya. Dengan kata lain, bekerja untuk menghidupi diri, serta keluarga, pun ialah hal yang mulia.
Kisah Para Rasul 18 : 3 (BSD), "Paulus pergi mengunjungi mereka lalu tinggal dengan mereka dan bekerja bersama-sama mereka membuat tenda. Sebab, sama seperti mereka, Paulus juga mencari nafkah dengan membuat tenda."
Di situ ia berkenalan dengan seorang orang Yahudi kelahiran Pontus, bernama Akwila, yang baru tiba dari Italia bersama dengan istrinya, Priskila. Mereka harus meninggalkan Italia karena perintah Kaisar Klaudius, yang melarang orang Yahudi berada di Roma. Paulus tinggal dan bekerja bersama-sama dengan mereka, karena seperti Paulus, mereka juga tukang kemah. (FAYH)
2 Tesalonika 3 : 10 (FAYH), "Bahkan ketika kami masih berada bersama dengan Saudara sekalian, kami memberikan kepada Saudara peraturan ini: 'Yang tidak bekerja, tidak makan'."
Remember that when we were there with you, we kept commanding you that if any fellow believer refuses to work, you should not give him food to eat. (DEIBLER)
Don't you remember the rule we had when we lived with you? "If you don't work, you don't eat." (MSG)
~ FG