Ps. Rick Warren pernah mengingatkan kita untuk mengucap syukur terhadap Pribadinya Tuhan, bukan sekadar atas apa yang pernah atau telah Ia perbuat.
Sering kali mungkin kita hanya bersyukur untuk apa saja yang pernah Tuhan perbuat bagi kita—keselamatan dari-Nya, kebaikan, pemulihan, dan hal lainnya—yang memang baik serta sangat disarankan, agar tetap mengingat Dia. Namun, mungkin kita masih jarang untuk mengucap syukur sekadar atas Pribadi-Nya.
Mengapa hal ini perlu? Sebab, saat tiada embel-embel lain yang membuat kita merasa patut memuji atau menyembah serta bersyukur pada-Nya, kita tetap mau mengucap syukur atas Tuhan serta hadirat-Nya dalam hidup kita, apa pun yang terjadi maupun yang belum terjadi atas kita.
Bukankah kita ikut berbahagia apabila pasangan atau orang-orang terkasih kita bersyukur atas kehadiran kita dalam hidup mereka?
Bahkan, menurut Ps. Rick Warren, mengucap syukur sekadar atas pribadi-Nya, itu merupakan level yang lebih tinggi dari sekadar mengucap syukur untuk apa yang diperbuat-Nya bagi kita. Menunjukkan kedewasaan rohani, serta tingkat keintiman dengan Tuhan yang lebih dalam lagi.
Tak habis pikir tentu bukan apabila ada seorang anak yang hanya senang apabila terus menggerogoti uang ayah atau ibunya, bersukacita ketika menampung banyak hadiah, senang sekali saat menerima sesuatu yang sangat spesial, tetapi tidak mau menghargai kebersamaan dengan mereka.
Jadi, sungguh-sungguhkah kita mengasihi Allah, ataukah hanya apa saja yang sanggup Ia perbuat bagi kita?
Bersyukurlah bagi Allah karena Allah. Thank you, God, for who You are. Terima kasih, Tuhan, untuk Pribadi-Mu yang setia, penuh kasih setia, dan pengampunan.
Yesaya 55 : 8 (VMD), "TUHAN berkata, "Pikiran-Ku tidak seperti pikiranmu. Jalanmu tidak seperti jalan-Ku."
"My thoughts are completely different from yours," says the LORD. "And my ways are far beyond anything you could imagine." (NLT)
~ FG