Dulu, tidak ada penomoran maupun pembagian pasal-pasal maupun ayat-ayat dalam Alkitab seperti yang kita ketahui dan miliki sekarang. Pemberian nomor maupun pembagian pasal-pasal atau ayat-ayat tersebut adalah untuk lebih memudahkan, serta menolong kita mencarinya.
Pembagian pasal dalam Alkitab yang digunakan sekarang ini dikembangkan oleh Stephen Langton, seorang Uskup Agung sekitar pada tahun 1227. Alkitab berbahasa Inggris Wycliffe (Wycliffe Bible) dari tahun 1382 adalah Alkitab pertama yang menggunakan pola pasal. Kemudian, hampir semua terjemahan Alkitab mengikuti pembagian pasal seperti itu.
Perjanjian Lama Ibrani juga dipisahkan menurut ayat oleh seorang rabi (guru agama Yahudi) bernama Nathan pada tahun 1448. Kemudian, pada tahun 1555, Robert Estienne yang pertama kali membagi Perjanjian Baru ke dalam standar ayat bernomor, yang meminjam pola pembagian ayat Nathan untuk Perjanjian Lama. Semenjak itu, mulai dengan Alkitab Jenewa (Geneva Bible), pembagian pasal dan ayat yang dipelopori Robert Estienne diterima oleh hampir setiap versi Alkitab.
Nah, terkait penomoran tersebut, sudah adakah ayat-ayat yang kita hapalkan lokasinya? Seperti beberapa ayat tersingkat berikut ini:
Yohanes 11:35, dan 1 Tesalonika 5:16, 17 adalah lokasi ayatnya.
"Air mata Yesus berlinang-linang." (Yoh. 11:35, FAYH)
Now Jesus wept. (MSG)
And at this Jesus himself wept. (Phillips NT)
"Be happy [in your faith] and rejoice and be glad-hearted continually (always)." (1 Tes. 5:16, AMP)
Be cheerful no matter what. (MSG)
Pray all the time. (1 Tes. 5:17, MSG)
Terkait berdoa pun itu berarti tetap tinggal di hadirat Allah, senantiasa berseru mendambakan kasih karunia serta berkat-Nya. Kata-kata 'tetaplah berdoa' bukan berarti terus-menerus mengucapkan doa yang formal, sebaliknya yang dimaksud ialah berulang kali menaikkan bermacam-macam doa pada segala kesempatan yang ada sepanjang hari, sekalipun mungkin juga dalam hati. Lagipula, doa adalah napas hidup orang Kristen. Karena itu, maukah kita "lupa bernapas" barang semenit saja?
Lukas 18:1 (FAYH), "PADA suatu hari Yesus menceritakan kepada murid-murid-Nya sebuah perumpamaan untuk melukiskan perlunya berdoa dengan tidak jemu-jemu dan bahwa mereka harus tekun berdoa sampai ada jawabannya."
Jesus told his disciples a parable to teach them that they always ought to pray confidently and not be discouraged if God does not immediately answer their prayers. (DEIBLER)
~ FG
#prayer
#Bible