The need to show-off, atau keinginan untuk menunjukkan, memamerkan sesuatu. Bukannya salah, melainkan sering kali mungkin motivasi kita di balik melakukannya itu yang kurang baik. Apalagi kita cenderung menunjukkan kemampuan, kepunyaan, dan lainnya dari diri sendiri, padahal itu semua adalah karena anugerah dari Tuhan juga.
Kesombongan adalah sikap hati yang merasa bahwa segala keberhasilan adalah oleh kemampuan kita sendiri, dan bukannya karena berkat dan campur tangan Allah.
Seperti halnya, yang pernah dilakukan oleh raja Hizkia (2 Raj. 20:12-19), sebenarnya ia raja yang baik dan punya hubungan yang dekat dengan Tuhan (2 Taw. 29:1-31; 32:1-23), namun ia menyombongkan sesuatu seperti kekuatan dan kekayaan negerinya kepada pihak utusan dari Babel. Tidak ada jaminan bahwa orang benar tidak akan terjatuh ataupun tersandung oleh dosa kesombongan, karena itu haruslah selalu menjaga supaya tetap rendah hati di hadapan Tuhan.
2 Tawarikh 32:31 (BIS), "Dan pada waktu utusan-utusan dari Babel datang untuk menanyakan kepadanya tentang kesembuhannya yang ajaib, TUHAN membiarkan Hizkia bertindak sendiri, supaya dapat menguji hatinya."
Ketika para utusan dari Babel datang untuk menanyakan perihal tanda ajaib yang terjadi di negerinya (berkenaan dengan kesembuhan), Allah meninggalkan dia untuk menguji dia dan melihat segala ketulusan hatinya. (FAYH)
However, when ambassadors arrived from Babylon to ask about the remarkable events that had taken place in the land, God withdrew from Hezekiah in order to test him and to see what was really in his heart. (NLT)
Hati kita sangat rentan untuk disusupi dosa kesombongan, apalagi apabila fokus kita yang utama bukan lagi memuliakan nama Tuhan, maka biasanya yang kita kejar ialah kemuliaan bagi diri sendiri.
Bersyukur karena raja Hizkia mau bertobat dan merendahkan diri di hadapan Tuhan, sehingga beroleh pemulihan.
2 Tawarikh 32:26 (VMD), "Tetapi Hizkia dan orang yang tinggal di Yerusalem bertobat dan mereka hidup. Mereka menjadi rendah hati dan berhenti menyombongkan diri, amarah TUHAN tidak sampai kepada mereka selama Hizkia hidup."
Tetapi akhirnya Raja Hizkia sadar dan ia mengajak seluruh penduduk Yerusalem untuk merendahkan diri di hadapan TUHAN, sehingga murka TUHAN tidak ditimpakan atas mereka pada masa hidup Raja Hizkia. (FAYH)
But then Hezekiah, and Jerusalem with him, repented of his arrogance, and GOD withdrew his anger while Hezekiah lived. (MSG)
Biarlah kedalaman hati kita samata-mata adalah keinginan untuk menyenangkan dan memuliakan nama Tuhan.
"Dan apa salahnya dari hal ini? Apakah yang lebih umum, dan (seperti yang kita pikirkan) lebih polos dilakukan, selain dari menunjukkan kepada orang asing kekayaan dan kelangkaan sebuah negeri? Untuk memperlihatkan kepada teman-teman kita rumah kita dan segala perabotnya, taman, gudang, dan perpustakaan buku kita? Tetapi, jika kita melakukan hal ini dengan kesombongan hati, seperti yang dilakukan oleh Hizkia, untuk memperoleh pujian dari manusia, dan tidak memberi pujian kepada Allah, maka hal tersebut akan berubah menjadi dosa bagi kita, seperti yang terjadi pada Hizkia." ~ Matthew Henry
~ FG