Mengapa banyak dari kita yang sepertinya lebih suka menerima kehormatan dari manusia daripada dihormati, penghargaan serta pendapat dari Allah bahwa kita hidup sesuai kehendak serta firman-Nya dan memiliki hati nurani yang bersih di hadapan-Nya?
Yohanes 12 : 43, "Sebab mereka lebih suka akan kehormatan manusia dari pada kehormatan Allah."
Mereka lebih suka menyenangkan hati manusia daripada menyenangkan hati Allah. (TSI)
They were more concerned about what people thought of them than about what God thought of them. (GWV)
Sekuat, sebaik apa pun kita mencoba menyenangkan orang lain hanya supaya memperoleh penerimaan, pujian ataupun pendapat yang menyenangkan telinga, itu tidak akan berlangsung lama, dan selalu saja akan ada pihak-pihak yang tidak menyukai kita.
Jadi, hal terbaik yang dapat kita perbuat ialah tetap menghormati dan menyenangkan hati-Nya saja.
1 Samuel 2 : 30b, "Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati, tetapi siapa yang menghina Aku, akan dipandang rendah."
I will give honour to those by whom I am honoured, and those who have no respect for me will be of small value in my eyes. (BBE)
I promise that I will honor those who honor me, and those who despise me will be considered insignificant. (GWV)
Lukas 15 : 22, "Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya."
Tetapi ayahnya memanggil pelayan-pelayannya dan berkata, 'Cepat! Ambillah pakaian yang paling bagus, dan pakaikanlah kepadanya. Kenakanlah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. (BIS)
But his father said to his servants, 'Go quickly and bring to me the best robe in the house! Then put it on my son. Put a ring on his finger to show that I am honoring him again as my son! Put sandals on his feet to show that I do not consider him as a slave!' (DEIBLER)
Jika bapa di dunia saja rindu serta selalu memikirkan untuk ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, bahkan setelah apa yang mereka perbuat sesungguhnya tidaklah layak memperolehnya, terlebih lagi Bapa surgawi terhadap kita anak-anak-Nya yang mau hidup tulus, setia, serta menyenangkan Dia, bukan?
~ FG