Pernah dengar nama Robert Wolter Monginsidi?
Almarhum merupakan pahlawan nasional yang berjasa bagi kemerdekaan. Di usia yang masih muda, Robert Wolter Monginsidi berkorban demi bangsa ini.
Wolter cilik lahir di Manado pada 14 Februari 1925. Semasa remaja, ia senang belajar serta membantu orangtuanya. Beranjak dewasa, ia pun disiplin, bersemangat, dan aktif dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Sebagai negara yang baru merdeka, kegiatan diplomasi negara ini berpusat di pulau Jawa, sehingga Belanda mencoba menjajaki daerah-daerah luar Jawa, seperti di Makassar, Sulawesi, dan lainnya. Karena itulah, terlebih karena Belanda masih otoriter dan kejam terhadap rakyat, Robert Wolter Monginsidi memilih bergabung dalam kelompok pejuang muda Indonesia, bahkan sempat memimpin serangan melawan penjajah.
Beberapa kali almarhum pernah ditangkap musuh, menolak diajak kerja sama, sehingga dijatuhi hukuman yang sebenarnya tidak layak baginya, yakni vonis mati. Meski demikian, meski ancaman di depan mata, ia tetap tenang. Dengan penuh keberanian, memegang Alkitab di tangan kiri, mengepalkan tangan kanannya ke atas, ia berseru, "Merdeka!!!"
Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, Robert Wolter Monginsidi sempat menuliskan sejumlah pesan seperti :
"Jangan takut melihat masa yang akan datang."
"Jangan berhenti mengumpulkan pengetahuan, agar kepercayaan pada diri sendiri tetap ada dan juga dengan kepercayaan teguh pada Tuhan, janganlah tinggalkan kasih Tuhan yang mengatasi segala-galanya."
"Sedari kecil harus tahu berterima kasih, tahu berdiri sendiri! Belajarlah melipat kepahitan! Bersedia berkorban untuk orang lain."
"Memang betul, bahwa ditembak bagi saya berarti kemenangan batin dan hukuman apa pun tidak membelenggu jiwa."
"Jika jatuh sembilan kali, bangunlah sepuluh kali; jika tidak bisa bangun, berusahalah untuk duduk dan berserah kepada Tuhan."
Bahkan, suatu pesan terakhir sebelum ditembak ialah, Setia hingga akhir di dalam keyakinan!
Gugur di usia muda, 24 tahun, namun jasanya dikenang sebagai pahlawan nasional. Suatu teladan bagi generasi muda. Meski mungkin masa hidup serta perjuangannya singkat, namun sikap rela berkorban, patriot, serta semangatnya jarang kita temukan saat-saat ini. Imannya juga tetap teguh dalam Tuhan. Sekalipun mesti meregang nyawa demi kemerdekaan, Robert Wolter Monginsidi tetap meletakkan jangkar imannya pada Tuhan Yesus.
Kisah Para Rasul 13 : 36a (VMD), "Daud melakukan kehendak Allah pada masa hidupnya."
While David was living, he did what God wanted him to do. (DEIBLER)
When David was alive, he obeyed God. Then after he died, he was buried in the family grave, and his body decayed. (CEV)
~ FG