Filipi 3 : 14 (TSI), "Sama seperti mengikuti lomba lari, mata saya tetap tertuju kepada sasaran, yaitu hadiah kemenangan yang sudah disiapkan bagi saya di surga! Dan memang kita yang bersatu dengan Kristus Yesus sudah dipanggil Allah untuk mencapai sasaran surgawi itu."
Itulah sebabnya saya seolah-olah berlari sekuat tenaga untuk sampai ke tujuan dan mendapat hadiahnya. Hadiah itu ialah hidup baru yang dijanjikan oleh Allah. Allah memanggil saya untuk menerima hidup baru itu dengan percaya kepada Kristus Yesus. (BSD)
Instead, I concentrate only on continuing to become more and more like Christ right up to the end of my life. As a result, because of my relationship with Christ Jesus, God will call/summon me to receive a reward from him in heaven. (DEIBLER)
Semasa pelayanannya, rasul Paulus menunjukkan bahwa dirinya masih terlibat dalam "pertandingan hidup". Ia pun menulis surat kepada jemaat Filipi itu di atas ketika menjadi tawanan di Roma untuk menguatkan mereka supaya jangan cepat berpuas diri seperti para perfeksionis.
Kata 'tujuan' atau 'sasaran' pada ayat bacaan kita hari ini pun, dalam bahasa aslinya yang dipakai, Yunani, yakni 'skopos' dari akar kata 'skopeo' juga memiliki makna memandang pada tujuan akhir, dalam hal ini panggilan surgawi. Karenanya, pengalihan pandangan dari panggilan surgawi mungkin akan dapat berakibat fatal.
Karena itu, berlarilah dengan tidak pernah menyerah atau berhenti dalam kehidupan ini. Teruslah maju walau banyak rintangan. Jangan berhenti sebelum garis akhir. Senantiasa berusaha, serta selalu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Nah, bagaimana caranya supaya dapat tetap berlari pada tujuan panggilan sorgawi dengan tidak mengalihkan pandangan, sebab banyak sekali distraksi atau yang dapat mengalihkan pandangan kita dari tujuan yang benar?
Sesuai apa yang tertulis dalam ayat sepuluh sebelumnya. Inilah intinya yang harus terus ada dalam panggilan hidup kita, 'skopos', pandangan tetap terarah dan tertuju pada panggilan sorgawi.
Filipi 3 : 10 (TSI), "Maka sekarang, yang saya inginkan hanyalah mengenal Kristus dan mengalami kuasa yang menghidupkan Dia dari kematian. Saya mau ikut menderita dalam melayani Kristus, sama seperti Dia sendiri sudah menderita. Bahkan sampai mati seperti Dia pun saya rela!"
Dan Allah sendiri yang menjadikan saya sahabat-Nya. Sekarang yang saya inginkan hanyalah mengenal Kristus secara pribadi dan mengalami kuasa Kristus yang sudah hidup kembali dari kematian. Saya ingin merasakan penderitaan-Nya dan menjadi seperti Dia yang rela menderita sampai mati. (BSD)
Sekarang saya telah melepaskan semua hal lain. Saya sadar bahwa itulah satu-satunya cara untuk mengenal Kristus dengan sungguh-sungguh, untuk mengalami kuasa yang menghidupkan-Nya kembali, serta untuk mengerti apakah artinya menderita dan mati bersama dengan Dia. (FAYH)
~ Andreas Eko Nugroho