Kompas dulunya sangat penting untuk menentukan arah, tetapi tidak seperti zaman sekarang yang sudah menggunakan GPS (global positioning system).
Prinsip pedoman arah dari kompas tidak akan pernah berubah, utara tetap utara, selatan tetap selatan, serta membantu memberitahukan posisi kita berada. Sehingga, supaya tidak tersesat, tidak bisa sembarangan berjalan atau mengarah ke manapun dengan seenanknya dan bebasnya.
Dalam kehidupan kerohanian, demikian pula, kita memerlukan kompas rohani yang takkan pernah luntur atau usang, meski oleh zaman yang modern dan makin canggih di masa mendatang. Tidak boleh kita bergerak sebebas-bebasnya menurut aturan dan kehendak sendiri, melainkan ada pedoman, batasan, arah yang benar serta petunjuknya.
2 Peraturan Dalam Kebebasan :
Yesus sudah mati atas di kayu salib untuk membebaskan kita dari dosa. Ingat, segala sesuatu yang bertentangan dengan firman Tuhan akan mengikat kita pada dosa. Jadi, jangan sampai kita diperbudak ataupun diikat oleh hal apa pun di dunia yang jatuh dalam dosa ini.
1 Korintus 6 : 12 (BIMK), "Ada yang berkata bahwa setiap orang boleh melakukan segala sesuatu. Tetapi bagi saya tidak semuanya berguna. Jadi meskipun saya boleh melakukan apa saja, tetapi saya tidak mau membiarkan diri saya dikuasai oleh apa pun."
Nah, tentu akan ada yang berkata, "Kita pengikut Kristus diperbolehkan berbuat apa saja dan makan apa saja!" Tetapi saya menjawab bahwa tidak semua hal berguna. Dan saya tidak mau membiarkan hal apa pun dalam hidup saya menjadi alat iblis untuk menguasai saya. (TSI)
Saya dapat berbuat sekehendak hati, seandainya Kristus tidak mengatakan, "Jangan", tetapi beberapa hal tertentu tidak baik bagi saya. Sekalipun saya dibolehkan, saya tidak akan melakukannya kalau saya merasa bahwa hal itu mungkin menguasai saya, sehingga sukar bagi saya untuk melepaskannya. (FAYH)
Karena itu, janganlah menyalahgunakan kebebasan yang telah kita terima dari Tuhan. Dan jangan sampai kebebasan yang kita miliki justru kita salahgunakan sehingga terbiasa berbuat dosa. Upah dosa ialah maut. Karena itu, mendekatlah kepada Tuhan, minta ampun dan bertobat, meninggalkan dosa.
1 Petrus 2 : 16 (BIMK), "Hendaklah kalian hidup sebagai orang merdeka, tetapi janganlah memakai kemerdekaanmu itu untuk menutupi kejahatan, melainkan hiduplah sebagai hamba Allah."
Harap diingat bahwa sebelum kita dibebaskan oleh Yesus, kita hidup seperti budak iblis. Janganlah sampai kita berpikir: "Sekarang saya sudah bebas dan termasuk orang yang dipilih oleh Allah, jadi tidak apa-apa kalau saya berbuat dosa." Sebaliknya, kita harus menganggap diri kita adalah hamba kepunyaan Allah. (TSI)
Saudara mempunyai kebebasan, tetapi tidak berarti bebas untuk berbuat salah. Pakailah kebebasan itu semata-mata untuk melakukan kehendak Allah. (FAYH)
Sebaliknya, gunakanlah kebebasan itu untuk mengasihi, mengerjakan kehendak Allah, dan melakukan yang baik. Sebab hidup dalam dan senantiasa bersama Tuhan akan menolong kita untuk hidup bebas dari keinginan-keinginan duniawi.
"Christian liberty is freedom from sin, not freedom to sin" (Kebebasan Kristen ialah kebebasan dari dosa, bukannya kebebasan untuk berbuat dosa).
~ Charlie Jeremiah