Kemarin kita telah belajar dari Obaja, seorang pegawai dan kepala istana raja Ahab.
Kalau Obaja, takut, taat, mengasihi dan melayani Tuhan, sebaliknya Ahab sendiri menyakiti hati Tuhan, lebih daripada raja-raja Israel sebelum dia. Melukai hati saja sudah merupakan suatu hal yang memilukan, apalagi berbuat lebih jahat daripada yang dilakukan para pendahulunya.
1 Raja-raja 16 : 30 – 33, "Ahab bin Omri melakukan apa yang jahat di mata TUHAN lebih dari pada semua orang yang mendahuluinya. Seakan-akan belum cukup ia hidup dalam dosa-dosa Yerobeam bin Nebat, maka ia mengambil pula Izebel, anak Etbaal, raja orang Sidon, menjadi isterinya, sehingga ia pergi beribadah kepada Baal dan sujud menyembah kepadanya. Kemudian ia membuat mezbah untuk Baal itu di kuil Baal yang didirikannya di Samaria. Sesudah itu Ahab membuat patung Asyera, dan Ahab melanjutkan bertindak demikian, sehingga ia menimbulkan sakit hati TUHAN, Allah Israel, lebih dari semua raja-raja Israel yang mendahuluinya."
Ia melakukan dosa-dosa yang lebih besar pada pemandangan TUHAN daripada raja-raja sebelumnya. Belum cukup juga baginya hidup berdosa seperti Raja Yerobeam, ia malah mengawini Izebel anak Raja Etbaal dari Sidon, dan ia beribadat kepada Baal. Ia mendirikan rumah ibadat di Samaria untuk Baal, dan di dalam rumah ibadat itu ia membuat sebuah mezbah untuk dewa itu. Ia membuat juga patung Dewi Asyera. Ia melakukan lebih banyak dosa daripada yang dilakukan oleh semua raja Israel yang memerintah sebelum dia. Karena itu ia membangkitkan kemarahan TUHAN, Allah yang harus disembah oleh orang Israel. (BIS)
Ahab, putra Omri, melakukan apa yang tidak berkenan pada Tuhan bahkan melebihi semua mereka yang mendahului dia. Nyatalah bahwa contoh-contoh dosa Yerobeam belum cukup bagi dia; ia bahkan mengawini Izebel, putri Etbaal, raja Sidon. Demikianlah ia berbakti kepada Baal dan menyembah dia. Ia membangun mezbah bagi Baal di dalam kuil Baal yang didirikannya di Samaria lalu mulai membuat Asyera. Dengan demikian Ahab melakukan segala sesuatu yang dapat membuat Tuhan marah, bahkan melebihi raja Israel mana pun yang memerintah sebelum dia. (KSKK)
Kalau boleh jujur, bagaimana dengan kita, seringkah kita masih memilih untuk membuat hati Tuhan bersedih, daripada untuk menyenangkan hati-Nya lewat apa pun yang kita lakukan dan kerjakan?
Full Life Note mencatat, dosa serta kejahatan menjadi makin parah di Israel sepanjang masa pemerintahan raja Ahab. Pemberontakan yang terang-terangan serta kekerasan hati terhadap perintah-perintah Allah meliputi bangsa itu dan penyembahan terhadap dewa Baal meningkat.
Manakah yang lebih sering kita lakukan sampai sekarang?
Akankah memilih menjadi seperti Obaja, ataukah mengeraskan hati serta kepala seperti Ahab? Tuhan melihat perbuatan dan menilai pilihan kita.
~ FG