Kisah Para Rasul 12 : 5 – 6, "Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah. Pada malam sebelum Herodes hendak menghadapkannya kepada orang banyak, Petrus tidur di antara dua orang prajurit, terbelenggu dengan dua rantai. Selain itu prajurit-prajurit pengawal sedang berkawal di muka pintu."
Jadi, Petrus ditahan di penjara. Tetapi, anggota-anggota jemaat berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan untuk Petrus. Di dalam penjara, Petrus diikat dengan dua rantai besi dan tidur di antara dua orang pengawal. Pintu penjara dijaga oleh pengawal-pengawal lain. Pada malam sebelum Herodes akan mengadili Petrus di depan umum, terjadilah sesuatu di dalam penjara. Pada waktu itu, Petrus sedang tidur. (BSD)
Wajar untuk tidak bisa tidur ketika ada masalah berat. Pernahkah mengalaminya?
Ketika hendak diadili secara tidak adil dan akan dihukum—kemungkinan eksekusi mati di depan publik—tetapi masih bisa tertidur pulas di antara penjagaan 16 orang prajurit untuk memastikan tidak bisa kabur, terbelenggu rantai, dan jeruji rapat terkunci, adalah hal luar biasa, bukan? Itulah yang dialami Petrus. Tidak bisa kabur, tetapi bisa tidur. Apalagi bukan di alas kasur yang seempuk tumpukan bulu angsa.
Mungkinkah ia telah belajar dari Gurunya, yang pernah tertidur tenang bahkan saat ombak badai mengamuk? Ataupun mungkin mengalami damai sejahtera Allah yang melampaui akal dan pikiran?
Matius 8 : 24 (TSI), "Tiba-tiba datanglah badai besar melanda danau itu. Perahu mereka dipukul ombak, dan banyak air masuk sehingga perahu itu hampir tenggelam. Tetapi pada saat itu Yesus sedang tidur nyenyak."
Tiba-tiba badai melanda dan ombak mengganas sehingga perahu dipenuhi air. Ketika itu Yesus sedang tidur. (AVB)
Tiba-tiba datanglah badai yang hebat sekali, dan ombak menjadi lebih tinggi daripada perahu itu. Tetapi Yesus sedang tidur. (FAYH)
Petrus tidak takut bahaya mengancam di depan matanya dan tampaknya tiada jalan keluar. Namun, ia tetap membaringkan diri dengan tenteram, sementara prajurit-prajurit penjaga terjaga. Petrus hanya berserah, berhadap pada pertolongan Allah.
Puji Tuhan karena jemaat juga tekun berdoa kepada Allah demi keselamatan Petrus, sehingga pada akhirnya penyelamatan dari Allah tiba.
Bagaimana dengan kita saat ombak permasalahan melanda? Akankah hanya terjerembab dalam pasir isap kekhawatiran dan mengandalkan manusia saja? Atau dapatkah kita tetap tenang, berdoa, menyiapkan serta mengerjakan bagian kita sebaik-baiknya, serta menerima dukungan doa dari saudara-saudari seiman?
Lagipula, bukankah Allah yang pegang kendali serta berkuasa atas semuanya, dan Ia memiliki rancangan serta kehendak-Nya adalah yang terbaik?
Kejadian 2 : 21, "Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging."
Lukas 7 : 50 (TSI), "Tetapi Yesus berkata lagi kepada perempuan itu, "Karena kamu percaya kepada-Ku maka kamu diselamatkan. Pergilah dengan perasaan tenang dalam perlindungan Allah."
But Jesus said to the woman, Your faith has saved you; go (enter) into peace [in freedom from all the distresses that are experienced as the result of sin]. (AMP)
But Jesus said to the woman, "Because you have trusted in me, God has saved you from the guilt of your sins. May God give you inner peace as you go!" (DEIBLER)
Mazmur 4 : 9 (BIS), "Maka aku berbaring dan tidur dengan tentram, sebab hanya Engkau, TUHAN, membuat hidupku aman!"
Aku akan berbaring dengan tenang dan tidur karena walaupun aku seorang diri, ya TUHAN, Engkau akan menjaga aku. (FAYH)
At day's end I'm ready for sound sleep, For you, GOD, have put my life back together. (MSG)
~ FG