Pada ibadah doa fajar beberapa waktu yang lalu, Ps. Indarwanto Tarigan membagikan firman Tuhan tentang seseorang yang mungkin jarang kita dengarkan maupun dikhotbahkan, yakni Uria.
Melalui 2 Samuel 11 : 1 – 27 yang lebih sering kita baca ialah tentang dosa raja Daud dengan Batsyeba istri Uria tersebut.
Meski Alkitab sendiri tidak mencatat kapan Uria lahir, siapa orangtuanya, nama kerabat atau saudara dan lainnya, dan sepertinya tiba-tiba datang seorang diri terpisah dari keluarganya, lalu tergabung dengan pasukan bangsa Israel, namun ia seorang yang setia terhadap panggilan hidupnya.
2 Samuel 11 : 11, "Tetapi Uria berkata kepada Daud: 'Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang; masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!'"
Uria menjawab, "Tabut Allah dan para prajurit lainnya, juga panglima serta para perwira, sedang berkemah di padang-padang. Mana mungkin aku sendiri pulang untuk makan minum dan tidur dengan istriku? Aku bersumpah bahwa aku tidak akan berbuat kesalahan semacam itu." (FAYH)
Bagaimanakah perasaan raja Daud juga ketika mendengar pernyataan Uria seperti itu? Sementara mungkin Daud hanya berbasa-basi (ay. 7) dan tidak mengakui dosa, namun prajuritnya itu jujur dan menyampaikan isi hati nurani serta pemikirannya secara apa adanya.
Menurut Full Life Note, ternyata Uria seorang yang lebih baik daripada Daud. Tindakan-tindakannya berdasar pada pengabdiannya terhadap Allah dan kesetiakawanannya kepada rekan-rekan di medan perang demi Tuhan, dan ia membayar kesetiaannya tersebut dengan nyawanya, walau oleh karena siasat licik dari otoritas raja.
2 Samuel 12 : 9 (TSI), "Mengapa kamu meremehkan perintah-perintah-Ku dengan melakukan kejahatan di hadapan-Ku? Kamu membunuh Uria orang Het itu dengan pedang orang Amon dan mengambil istrinya menjadi istrimu!"
Mengapa engkau telah memandang rendah firman TUHAN dengan melakukan kejahatan di mata-Nya? Engkau telah menewaskan Uria orang Het itu dengan pedang, dan engkau telah mengambil istrinya menjadi seorang istri bagi dirimu sendiri, dan engkau telah membunuhnya dengan pedang bani Amon. (MILT)
Mengapa engkau berani menghina hukum Allah serta melakukan tindakan yang keji dalam pandangan-Nya? Engkau telah membunuh Uria dengan pedang orang Amon dan merampas istrinya. (FAYH)
2 Samuel 11 : 27 (BIS), "Kemudian sehabis masa berkabung, Daud menyuruh jemput wanita itu ke istana dan ia menjadi istrinya. Beberapa bulan kemudian ia melahirkan seorang putra. Tetapi TUHAN tidak senang dengan perbuatan Daud itu."
Sesudah masa berduka untuk suaminya selesai, Daud menyuruh supaya Batseba dibawa ke istananya. Batseba menjadi istri Daud dan melahirkan seorang anak laki-laki baginya. Akan tetapi, perbuatan yang sudah dilakukan Daud membuat TUHAN marah. (TSI)
Setelah habis masa berkabung, Raja Daud menjemput Batsyeba ke istana, lalu dia menjadi isteri Raja Daud. Beberapa bulan kemudian, Batsyeba melahirkan seorang anak lelaki, tetapi TUHAN tidak berkenan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Raja Daud. (TMV)
Meski mungkin raja Daud sebelumnya tidak menganggap tindakannya jahat, tetapi di mata Tuhan, perbuatannya itu sangat keji. Sebaliknya, meski Uria mungkin bukanlah orang yang terhebat, serta kisahnya tragis, namun ia adalah orang yang setia sampai akhir hidupnya.
Bagaimana dengan kita terhadap panggilan Tuhan bagi hidup kita masing-masing, di manapun kita berada serta Ia menempatkan kita saat ini? Apakah meremehkan serta menyalahgunakan kepercayaan maupun otoritas yang Ia berikan, ataukah setia menjalankan apa pun yang Ia percayakan bagi kita dengan sebaik-baiknya, apa pun yang sedang terjadi?
Galatia 6 : 9 (FAYH), "Janganlah kita bosan melakukan hal yang benar, sebab kemudian kita akan menuai hasil yang penuh berkat, apabila kita tidak patah semangat dan tidak putus asa."
But we should not tire of/become discouraged while doing what pleases God, because eventually, at the time that God has determined, we will receive a reward, if we do not stop doing the good things that we have been doing. (DEIBLER)
And let us not get tired of well-doing; for at the right time we will get in the grain, if we do not give way to weariness. (BBE)
Jika Saudara ingin mengikuti ibadah Doa Fajar yang ada tiap Senin hingga Sabtu, pada 04.40 - 05.45 WIB, silakan klik link https://zoom.us/j/92385397359?pwd=QXlpWWlJaWVnOHRsYzE5TzRkRDQ5Zz09 pada jadwal jam tersebut. Webinar ID : 923 8539 7359. Passcode : 123.
~ FG