'Kebiasaan.' Satu kata yang sering kita dengar. Tetapi, apa sih sesungguhnya arti dari kebiasaan?
Secara sederhana sih artinya saat seseorang melakukan hal berulang kali dan terus-menerus.
Sedangkan, kamus menuturkan, kebiasaan adalah sesuatu yang biasa dikerjakan, ataupun pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama.
Contoh simpelnya, anak yang tidak pernah mau mandi sore, dan lainnya.
Sepertinya saat satu kali melakukan sebuah kebiasaan, ataupun tidak mengerjakan sesuatu, tetapi secara berulang-ulang, maka itulah namanya kebiasaan. Dan secara garis besar, suatu kebiasaan kita itu terjadi akibat keputusan sendiri.
Namun, kebiasaan itu bisa positif ataupun yang negatif. Manakah yang kita pilih?
Kebiasaan juga bisa didapat dan dipelajari, baik secara sadar maupun tidak, dan cepat maupun lambat, dari lingkungan serta teman-teman.
Firman Tuhan di dalam 1 Korintus 15 : 33 mengingatkan kita kembali, "Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik." Meski konteks pada ayat tersebut lebih pada peringatan untuk waspada terhadap para pengajar yang sesat, sebab dapat mempengaruhi kepercayaan kita pada ajaran yang benar dari Kristus sendiri, serta menjadi ikut-ikutan tersesat, sadar atau tidak, cepat atau lambat, tetapi di sini saya mengambil pergaulan juga bisa berarti berteman ataupun bercengkerama dengan pribadi-pribadi yang lain.
Bila kita berteman dengan orang-orang yang memiliki kebiasaan buruk, maka kemungkinannya juga apa yang baik pada kita bisa hilang, dan lama-lama mungkin serupa dengan apa yang menjadi kebiasaan buruk.
Bukan berarti tidak boleh kita berteman dengan siapa pun, sebab Tuhan Yesus sendiri pernah bergaul dengan orang-orang berdosa (Mat 9 : 9 – 13), namun sungguh-sungguhlah selektif dalam memilih persahabatan. Lagipula, pergaulan tersebut, terutama dengan orang-orang yang belum percaya, hendaknya bukan untuk kesenangan, apalagi persahabatan yang akrab, melainkan lebih pada untuk berbuat baik dan menunjukkan jalan keselamatan Tuhan Yesus kepada mereka.
Teman dan sahabat yang baik serta benar secara nyata memberi dan membawa manfaat maupun dampak yang berarti dalam hidup saya pribadi. Mengapa? Sebab saya sendiri pernah berada dalam posisi pergaulan yang sangat-sangat buruk, sehingga mengalami dampak yang sama dan tidak ada manfaat yang baik sama sekali. Tetapi, hari ini saya merasakan dampak yang positif oleh karena memiliki pergaulan yang benar. Salah satunya, yaitu tentu dapat mempunyai kebiasaan yang baik.
Bagaimana dengan Saudara?
Mungkin untuk memulai suatu kebiasaan yang baik itu pun sulit, tetapi asalkan kita mau konsisten serta berlatih mengerjakannya, maka akan menjadi kebiasaan baru. Cobalah sebuah kebiasaan baru yang baik selama 21 hari atau tiga minggu, maka kemungkinan akan tetap melekat pada hari-hari kita selanjutnya serta menjadi terbiasa.
Kiranya impartasi atau berbagi hidup serta dampak yang benar lewat pergaulan yang baik tersebut dapat saya pertahankan sebagai sebuah kebiasaan seterusnya sampai masa depan. Sebab, hidup ini merupakan proses berkepanjangan serta yang berlangsung terus-menerus sampai akhir kita mengembuskan napas.
Kolose 3 : 10 (TSI), "Sekarang kita sudah diberikan pakaian yang baru—yaitu hidup yang baru, yang semakin hari berubah supaya lebih mencerminkan sifat-sifat Yesus sendiri. Allah Pencipta yang menjadikan hal ini di dalam diri kita, karena kita sudah mengenal Dia melalui Yesus."
Kalian sudah menjadi orang baru yang diciptakan oleh Allah. Dan Allah sedang menyiapkan kalian agar makin lama kalian makin seperti Dia sendiri, supaya kalian sungguh-sungguh mengenal Dia. (BSD)
Saudara menjalani hidup yang sama sekali baru; Saudara makin banyak belajar tentang kebenaran, serta terus berusaha supaya makin seperti Kristus, yang menciptakan hidup baru ini dalam diri Saudara. (FAYH)
"Only the disciplined ones in life are free. If you are undisciplined, you are a slave to your moods and your passions" (Sesungguhnya, hanya orang-orang yang berdisiplin dirilah yang justru memiliki kebebasan sejati. Tanpa kedisiplinan, kita malah akan diperbudak oleh suasana saja maupun hawa nafsu kedagingan yang cenderung liar). ~ Eliud Kipchoge
~ Jimmy Ho