Seorang tokoh kegerakan rohani, John Wesley, suatu hari sedang berbincang dengan temannya yang menceritakan pengalaman sakit hati dan berkata, "Aku takkan pernah bisa memaafkan orang itu!" Entah sebesar atau sejahat apa dosa atau perbuatan buruk yang diterimanya sampai-sampai tak mau mengampuni.
Ibarat jalan dua arah—demikianlah halnya pengampunan. Kita memerlukannya—dalam memberi serta menerimanya.
Kolose 3 : 13, "Kalian harus sabar satu sama lain, dan saling mengampuni kalau ada yang menaruh dendam terhadap yang lain. Tuhan dengan senang hati mengampuni kalian, jadi kalian pun harus mau mengampuni satu sama lain."
Janganlah kita melihat kelemahan saudara-saudari kita seiman, tetapi hendaklah kita saling memaafkan—kalau ada yang melakukan kesalahan. Ingatlah bahwa Kristus sudah terlebih dahulu mengampuni dosa-dosa kita, jadi demikianlah kita juga wajib saling memaafkan. (TSI)
Hendaklah Saudara lemah lembut dan bersedia memaafkan; janganlah menaruh dendam. Ingatlah, Tuhan telah mengampuni Saudara, maka hendaklah Saudara mengampuni orang lain. (FAYH)
Oh ya, apa tanggapan John Wesley terhadap perkataan temannya yang tidak bisa mengampuni orang itu? John Wesley hanya berkata, "Then I hope you never sin," atau semoga engkau pun tidak akan lagi berbuat dosa, karena pastilah engkau memerlukan pengampunan.
Pengkhotbah 7 : 9, "Jangan buru-buru naik pitam; hanya orang bodoh menyimpan dendam."
Janganlah cepat marah karena sikap seperti itu adalah sikap orang yang bodoh. (FAYH)
Jangan begitu gampang sedih, karena kesedihan tinggal dalam rahim orang bodoh. (KSKK)
~ FG