Ketika terjadi Perang Salib, banyak sukarelawan yang ikut berperang dan dikukuhkan menjadi para tentara salib.
Secara singkat, Perang Salib sendiri merupakan serangkaian pertempuran antara kekuatan dan kekuasan Eropa, khususnya di bawah pengaruh serta otorisasi Katolik Roma, terhadap pemerintahan kepercayaan lain, dalam hal ini Muslim, pada abad pertengahan. Tujuan utamanya ialah merebut kembali Yerusalem dan Tanah Suci, maupun faktor lainnya seperti politik, sosial dan ekonomi.
Disebut Perang Salib oleh sebab ekspedisi militer Eropa mengenakan tanda salib pada bahu, lencana, ataupun panji sebagai simbol pernyataan yang dilakukan ialah perang suci.
Hal yang menarik ialah sewaktu tentara salib berperang pada abad yang ke-12, mereka pun menyewa tentara bayaran untuk juga bertempur bagi mereka. Para tentara bayaran itu pun wajib dibaptis sebelum berperang. Namun saat pembaptisan, mereka mengacungkan pedang dan mengangkatnya di atas air sebagai lambang bahwa Tuhan Yesus Kristus tidak memiliki kendali atas pedang mereka. Dengan makna lain, mereka masih ingin memiliki kebebasan menggunakan senjata sebagaimana yang mereka kehendaki.
Terdengar familiar dengan keadaan banyak orang akhir-akhir ini, maupun bahkan diri kita sendiri ? Apa saja yang masih lebih penting, atau kita anggap, melebihi otoritas serta kehendak Allah bagi hidup kita ?
Apakah prestasi, pekerjaan, uang, seseorang, bahkan pelayanan ? Apa yang masih belum kita serahkan maupun persembahkan kepada-Nya ?
Serasa berkata, "Tuhan, Engkau berhak menjadi Tuhan atas seluruh kehidupanku, kecuali dalam area ini, ini, dan itu, ya Tuhan." Mengapa ? Sebab kita merasa masih sepenuhnya sanggup menangani semuanya itu dengan kekuatan, kemampuan, kepandaian sendiri.
Mazmur 118 : 8 (FAYH), "Lebih baik mempercayakan diri kepada TUHAN daripada berharap kepada manusia."
Lebih baik mencari perlindungan di dalam Tuhan dari pada percaya kepada bantuan manusia. (KSKK)
Amsal 3 : 5 (MILT), "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu; dan hendaklah engkau tidak bersandar pada pengertianmu sendiri."
Jika engkau ingin disukai oleh Allah maupun oleh manusia, dan dikenal sebagai orang yang bijaksana dan berakal budi, percayakanlah dirimu sepenuhnya kepada TUHAN dan jangan sekali-kali bersandar pada akalmu. (FAYH)
Trust GOD from the bottom of your heart; don't try to figure out everything on your own. (MSG)
~ FG