Mungkin kita menghakimi Petrus mengapa ia rela mengkhianati Tuhannya sampai tiga kali? Padahal, kita juga mungkin pernah bahkan sampai hari ini menyangkali Dia beberapa kali entah karena alasan apa pun.
Mungkin kita menghakimi Yudas Iskariot mengapa ia rela menjual Tuhannya demi tiga puluh keping perak? Padahal, kita juga mungkin tega menukarkan Dia demi sesuatu yang kita anggap dan pandang lebih berarti daripada-Nya.
Mungkin kita menghakimi Yunus yang menolak panggilan Tuhan dan lari menjauh dari hadapan-Nya. Padahal, kita juga mungkin hingga detik ini masih berdiri di antara dua perahu, serta tidak mau mendengarkan suara-Nya.
Mungkin kita menghakimi Salomo yang memiliki 700 istri dan 300 selir yang menyebabkan hatinya menjauh dari Tuhan (1 Raj. 11:3). Padahal, kita juga mungkin khususnya kaum pria memandang lebih banyak wanita dan mengingininya dalam hati kita (Mat. 5:28).
Mungkin kita menghakimi Tomas yang sempat meragukan Tuhan Yesus (Yoh. 20:25). Padahal, kita juga mungkin sering kali meragukan janji-janji dalam firman-Nya.
Dan masih banyak lagi contoh kegagalan yang dialami hamba-hamba-Nya yang ditulis apa adanya dalam firman-Nya. Namun, mungkin kita juga masih melakukan dan mengalaminya. Karena itu, janganlah terlalu cepat atau mudah menghakimi orang lain. Dan bersyukur karena kasih setia Allah yang besar bagi setiap kita. Sebab tanpanya, entah sebenarnya sudah seperti apa dan berakhir di mana kita.
Catatan Full Life mengupas, Allah menunjukkan belas kasihan terhadap anak-anak-Nya sebab Ia mengetahui kekurangan dan kelemahan mereka. Bahkan pengikut-Nya yang terbaik sekalipun memerlukan belas kasihan Allah. Di tengah-tengah kesulitan, kegagalan, dan pergumulan, janganlah berpikir dengan hikmat kita sendiri bahwa Allah menjauhkan diri atau tidak peduli; melainkan memandang kita dengan penuh belas kasihan, dan akan menolong sesuai dengan kebutuhan kita.
Mazmur 103:14 (VMD), "Ia tahu semua tentang kita. Ia tahu kita diciptakan dari debu."
For He knows our frame, He [earnestly] remembers and imprints [on His heart] that we are dust. (AMP)
He knows us inside and out, keeps in mind that we're made of mud. (MSG)
Kau mengenal hatiku
Hampa batinku tanpa hadir-Mu
Bawa daku mengalir
Berlabuh dalam hangatnya kasih-Mu
Sejuta rasa di jiwa
Rindukan peluk-Mu, Bapa
Izinkanku 'tuk menyembah
Dengan apa yang kupunya
Tiada yang lebih berharga
Hanya pribadi-Mu, Bapa
Biarkanlah kumenyembah
Hatiku milik-Mu seutuhnya
(Army of God Worship)
~ FG