Pernahkah membayangkan apa yang dipikirkan Petrus ketika mata Tuhan Yesus berpandang-pandangan dengannya ketika menyadari kegagalannya menyangkali Dia sesuai yang pernah diperingatkan-Nya (Luk. 22:34)?
Lukas mencatat bagian peristiwa ini (Luk. 22:61), yang tidak dicatat oleh kitab lainnya, dan menulis bahwa Tuhan -- yang mengetahui segala sesuatu, dan apa yang ada di dalam hati terdalam manusia -- memandang ke mata murid-Nya itu. Satu pandangan Kristus melembutkan hatinya sehingga membuatnya menangis dengan sedih karena dosanya (ay. 62).
Pernahkah mengalaminya?
Tuhan Yesus pun memperhatikan apa yang kita lakukan lebih daripada yang kita duga. Namun, apakah kita memiliki kesadaran seperti Petrus?
Menurut sebuah referensi, pandangan mata Tuhan Yesus dapat memiliki arti beberapa hal berikut ini:
Kiranya, bukan lagi dukacita, kepedihan, ataupun penyesalan saat kita memandang wajah Tuhan melalui hadirat-Nya dan hangatnya pelukan kasih-Nya, melainkan sukacita, kebanggaan, dan bahwa kita menyenangkan hati-Nya.
Mamzur 17:15 (VMD), "Aku telah melakukan yang benar, jadi aku akan melihat wajah-Mu. Dan melihat Engkau, aku akan sangat puas."
Namun bagiku, yang memuaskan aku bukanlah kekayaan, melainkan kesempatan untuk memandang Engkau dan keyakinan bahwa hubungan kita baik. Dan apabila aku terbangun di surga, maka sempurnalah kepuasanku karena aku akan berhadapan muka dengan Engkau. (FAYH)
As for me, I will continue beholding Your face in righteousness (rightness, justice, and right standing with You); I shall be fully satisfied, when I awake [to find myself] beholding Your form [and having sweet communion with You]. (AMP)
~ FG