Berbeda dengan tokoh penting serta pemimpin yang kita bahas kemarin, yakni Sergius Paulus, yang rindu mengenal kebenaran, serta menerimanya, bahkan diubahkan oleh karenanya, salah satu penguasa berikut ini tidak mau sungguh-sungguh menyambut kebenaran.
Siapakah dia? Pontius Pilatus.
Yohanes 18 : 38, "Kata Pilatus kepada-Nya: 'Apakah kebenaran itu?' Sesudah mengatakan demikian, keluarlah Pilatus lagi mendapatkan orang-orang Yahudi dan berkata kepada mereka: 'Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya.'"
Lalu Pilatus berkata kepada-Nya, "Ajaran benar? Apa itu!" Dan dia langsung pergi keluar lagi dan bertemu dengan para pemimpin Yahudi itu, lalu dia berkata kepada mereka, "Sama sekali saya tidak menemukan kesalahan apa pun dalam diri orang ini. (TSI)
To which Pilate retorted, "What is 'truth'?" and went straight out again to the Jews and said: "I find nothing criminal about him at all." (Phillips NT)
Kebenaran ibarat mutiara yang sangat berharga yang sangat diingini dan dicari-cari oleh akal budi manusia. Mereka tidak akan berhenti mencari dan hanya bisa beristirahat di dalamnya, yaitu apa yang sungguh merupakan—atau setidaknya yang dipahami sebagai—kebenaran.
Padahal, ia pun berbicara langsung dengan Sang Kebenaran sendiri (Yoh 14 : 6)—berbeda dari Sergius Paulus yang mendengar ajaran yang benar dari murid-murid-Nya—namun hal itu tidak membuatnya mau menyadari kebenaran yang sejati. Dosa terbesar Pilatus ialah berkompromi dengan apa yang diyakininya sebagai benar dan adil hanya agar dapat mempertahankan kedudukan, status sosial, serta keuntungan pribadi.
Pertanyaan darinya pun mungkin bukan sekadar karena rasa keingintahuan, melainkan bernada mengejek serta meremehkan. Sebab setelah mengetahui apa yang benar berkali-kali pun ia tidak melakukannya, dan malah melepaskan tanggung jawab karena lebih takut pada manusia daripada akan Allah. Orang yang tidak memihak kepada Tuhan Yesus, akhirnya searah melawan Dia.
Yakobus 4 : 17 (TSI), "Siapa yang mengetahui apa yang benar untuk dilakukan tetapi tidak melakukannya, maka dia berdosa."
Dan ingatlah, jika kita mengetahui sesuatu yang benar yang harus dilakukan, tetapi kita tidak melakukannya, maka hal itu adalah dosa. (FAYH)
Well then, if a man knows what is right and fails to do it, his failure is a real sin. (Phillips NT)
Kebenaran apakah yang kita ketahui dan sadari, serta sebaiknya lakukan saat ini? Terutama dalam kehidupan rohani kita, dengan mengetahui bahwa kerendahan hati serta ketergantungan kepada Allah merupakan hal yang menentukan sebagai orang Kristen, namun apabila tidak melakukannya, maka sesungguhnya kita berdosa.
Mari bertindak sesuai yang kita yakini, dan pastikan kita tidak pernah melakukan hal yang bertentangan dengan apa yang kita sendiri ketahui atau sadari sebagai kebenaran.
Matius 27 : 24 (BSD), "Akhirnya Pilatus menyadari bahwa ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk melepaskan Yesus. Malah, ia merasa bahwa orang-orang itu mungkin akan membuat kerusuhan. Karena itu, ia mengambil air, lalu di hadapan orang banyak itu, ia mencuci tangannya dan berkata, 'Saya tidak bersalah atas kematian Orang ini! Itu tanggung jawab kalian!'"
Ketika Pilatus melihat bahwa ia menghadapi jalan buntu, dan ada kemungkinan timbulnya kerusuhan, ia mengambil air dan mencuci tangan di hadapan orang banyak serta berkata, "Aku tidak bersalah terhadap darah Orang yang baik ini. Kalianlah yang bertanggung jawab!" (FAYH)
When Pilate saw that he was getting nowhere and that a riot was imminent, he took a basin of water and washed his hands in full sight of the crowd, saying, "I'm washing my hands of responsibility for this man's death. From now on, it's in your hands. You're judge and jury." (MSG)
~ FG