Keserakahan dapat membuat seseorang maupun sekelompok pihak untuk berbuat sesuatu ataupun cara-cara yang merugikan banyak orang maupun berujung kehancuran pada akhirnya.
Seperti halnya yang pernah dialami Boeing, perusahaan raksasa asal Amerika yang memproduksi pesawat terbang penumpang. Semenjak beralih kepemimpinan, terutama dari sifat-sifat menjaga nilai kualitas serta integritas, menjadi sekadar mengejar profit serta menaikkan harga saham, produsen kapal terbang tersebut sempat menyangkali kelalaian dan kesalahan terkait sistem baru dalam produksinya sehingga mencelakakan para pilot maupun penumpang.
Dalam KBBI atau kamus bahasa Indonesia, arti serakah ataupun rakus sendiri diartikan sebagai—selain suka makan banyak—yaitu ingin memperoleh lebih banyak daripada yang diperlukan, ataupun selalu hendak memiliki lebih dari yang dimiliki; tamak.
Bagaimana dengan kita, apakah memiliki sikap hati tamak seperti ini? Ingat, firman Tuhan menyatakan keserakahan sama saja dengan penyembahan berhala.
Kolose 3 : 5, "Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala."
2 Petrus 2 : 14, "Mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa. Mereka memikat s orang-orang yang lemah. Hati mereka telah terlatih dalam keserakahan. Mereka adalah orang-orang yang terkutuk!"
Menurut Full Life Notes, bahkan keserakahan ataupun kerakusan biasanya terkait erat dengan kedursilaan atau perbuatan buruk dan jahat. Terlalu sering cinta akan kelimpahan harta, kemewahan serta keinginan yang tak henti-hentinya akan kekayaan, membuka peluang untuk terjerumus dalam dosa-dosa seksual.
Ibrani 13 : 5 (BSD), "Janganlah kalian terlalu menginginkan untuk mempunyai uang sehingga kalian hidup hanya untuk mendapatkan uang. Kalian harus merasa senang dengan apa yang sudah ada padamu. Sebab, Allah berkata, 'Aku tidak akan membiarkan engkau sendirian. Aku tidak akan meninggalkan engkau.'"
Don't be obsessed with getting more material things. Be relaxed with what you have. Since God assured us, "I'll never let you down, never walk off and leave you. (MSG)
Marilah belajar memiliki sikap hati seperti hamba-Nya, rasul Paulus, yang mau hidup dalam kesederhanaan dan kebergantungan kepada Allahnya. Sesungguhnya, rahasia kepuasan hati maupun kebahagiaan yang sejati ialah menyadari dalam keadaan apa pun yang sekarang ini, Allah telah memberikan segala sesuatu yang kita perlukan untuk tetap berkemenangan dalam Kristus.
Terutama dalam keadaan yang serba berubah saat ini, kita memerlukan kemampuan untuk hidup berkemenangan tersebut yang dari kuasa Kristus yang mengalir di dalam serta melalui kita. Karena itu, bersandarlah kepada Tuhan Yesus Kristus.
Filipi 4 : 11 – 12 (WBTC Draft), "Aku menceritakan hal itu bukan karena aku butuh sesuatu. Aku telah belajar untuk puas dengan semua yang ada padaku. Aku tahu cara hidup pada saat berkekurangan, dan cara hidup pada saat berkecukupan. Aku telah belajar tentang rahasia untuk senang pada keadaan apa pun; pada saat aku mempunyai makanan dan tidak punya makanan, pada saat aku merasa cukup maupun pada saat kekurangan."
Saya mengatakan ini bukan karena saya dalam kekurangan, sebab saya telah belajar tetap bersukacita, baik saya memiliki banyak maupun sedikit. Saya dapat hidup seadanya. Saya telah mempelajari rahasia untuk merasa puas dalam segala keadaan, baik kenyang atau lapar, baik berkelebihan atau berkekurangan. (FAYH)
Actually, I don't have a sense of needing anything personally. I've learned by now to be quite content whatever my circumstances. I'm just as happy with little as with much, with much as with little. I've found the recipe for being happy whether full or hungry, hands full or hands empty.
~ FG