Masih rela serta bersediakah hati kita ditegur oleh-Nya, baik melalui orang lain dan hal lainnya, terutama firman Tuhan? Mengapa? Sebab firman-Nya mengingatkan, "Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah" (Wahyu 3 : 19)!
Wahyu 3 : 19 (TSI), "Hai anak-anak-Ku yang terkasih, Akulah yang menegur dan mengoreksi kalian! Karena itu nyalakanlah api semangatmu kembali dan bertobatlah!"
Aku selalu menertibkan dan menghajar setiap orang yang Kukasihi: Jadi, Aku harus menghajar kalian, kecuali kalau kalian mau meninggalkan dosa, lalu mencari Allah dengan gairah. (FAYH)
I correct and punish the people I love. So show that nothing is more important to you than living right. Change your hearts and lives. (ERV)
Ataukah sebaliknya, kita mengeraskan hati dan pikiran, menolak didikan dari Tuhan, tidak mau mendengarkan suara-Nya, serta tidak sungguh-sungguh bertobat dan mengikut Dia?
Acap kali tujuan didikan-Nya adalah untuk membentuk karakter kita sehingga hidup dalam pertobatan, mengalami perubahan paradigma, serta semakin mempedulikan kepentingan orang lain maupun keselamatan jiwa-jiwa. Sebab Ialah Allah yang bertanggung jawab, dan Ia penuh kasih.
Ibrani 12 : 8 (TSI), "Kalau kamu tidak pernah dikoreksi oleh TUHAN, berarti kamu bukan anak-Nya yang sah. Karena TUHAN mengoreksi semua anak-Nya."
Jikalau Allah tidak menghukum Saudara bilamana perlu, sebagaimana seorang bapa menghukum anak-anaknya, itu berarti bahwa Saudara sebenarnya sama sekali bukan anak Allah -- bahwa Saudara sebenarnya bukan anggota keluarga-Nya. (FAYH)
God is educating you; that's why you must never drop out. He's treating you as dear children. This trouble you're in isn't punishment; it's [training], the normal experience of children. Only irresponsible parents leave children to fend for themselves. Would you prefer an irresponsible God? (MSG)
~ FG