Pasti Ada Jalan.
Mengatasi Masalah Tanpa Masalah.
Ataupun slogan-slogan lainnya.
Pasti pernah mendengarnya, bukan? Kata-kata baik milik perusahaan-perusahaan untuk memikat maupun menggambarkan jati diri ataupun sebagian besar yang mereka kerjakan.
Terkait pemecahan masalah sendiri—entah dalam kehidupan sehari-hari maupun lainnya—apakah cenderung kita menginginkan segala sesuatunya beres segera serta selesai begitu saja? Tanpa ada sesuatu yang berarti dan perlu kita lakukan? Walau memang ada hal-hal yang dapat teratasi dan lakukan secara instan, namun sesungguhnya banyak hal dalam hidup ini yang memerlukan proses serta waktu yang cukup panjang.
Dalam bahasa Inggris pun terdapat istilah silver bullet (peluru perak) ataupun semacam "senjata ajaib" yang dianggap dapat memecahkan serta mengatasi segala permasalahan atau persoalan dan pergumulan yang berkepanjangan. Padahal, tidak semudah, seajaib dan secepat itu.
Full Life Notes mengingatkan, orang percaya sejati harus mempersiapkan diri diuji oleh Allah melalui kesengsaraan maupun ketika menerima yang baik dari-Nya. Mempercayai Allah tidak berarti Ia akan senantiasa membebaskan kita dari kesulitan dan kesukaran, demikian pun kesetiaan pada-Nya bukan jaminan kemakmuran maupun keberhasilan semata-mata.
Namun, kita tetap dapat mengharap kepada Allah, menantikan Dia, memohon supaya Ia menolong dan menyelamatkan. Berdoalah dan berada dalam hadirat-Nya setiap hari. Ia berjanji akan bertindak demi orang-orang yang sungguh-sungguh mencari dan menantikan Dia. Bertekunlah dalam pengharapan, kepercayaan serta kesabaran.
Yesaya 64 : 8 (MILT), "Namun sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami, kami adalah tanah liat, dan Engkaulah Penjunan kami, dan kami semua adalah karya tangan-Mu."
Ayub 2 : 10 (BIS), "Jawab Ayub, 'Kaubicara seperti orang dungu! Masakan kita hanya mau menerima apa yang baik dari Allah, sedangkan yang tidak baik kita tolak?' Jadi, meskipun Ayub mengalami segala musibah itu, ia tidak mengucapkan kata-kata yang melawan Allah."
Ayub menjawab istrinya, "Engkau berbicara seperti perempuan bodoh. Allah telah memberikan yang baik kepada kita, dan kita telah menerimanya, jadi kita juga harus menerima kesusahan dan tidak mengeluh." Dalam semuanya itu, Ayub tidak berdosa. Ia tidak menyalahkan Allah yang melakukan sesuatu yang salah. (VMD)
Tetapi Ayub menjawab, "Engkau berbicara seperti perempuan yang tidak mengenal Allah. Apakah hanya hal-hal yang menyenangkan saja yang mau kita terima dari Allah, sedangkan yang tidak menyenangkan tidak mau kita terima?" Maka dalam keadaan sedemikian itu pun Ayub tidak berdosa melalui perkataannya. (FAYH)
~ FG