Selain banyak mengupas segala sesuatu berkaitan dengan uang, firman Tuhan pun kerap megulas soal hati ketimbang hal-hal lainnya. Hati—bukan sekadar organ yang ada dalam tubuh—yang sering menjadi pusat penentuan untuk kita memilih sebelum melakukan sesuatu.
Kamus bahasa Indonesia pun mengartikan hati, salah satunya sebagai sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin ataupun menyimpan pengertian, perasaan serta sebagainya. Selain itu, sifat atau tabiat batin manusia, serta apa yang terasa dalam batin (jiwa, perasaan, semangat dan lainnya).
Yeremia 17 : 9, "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?"
Tidak ada yang dapat menyembunyikan kejahatannya demikian juga hati orang. Hati dapat sangat sakit, dan tidak ada yang sungguh mengetahuinya. (VMD)
Yang paling licik adalah hati. Siapakah yang dapat memahami apa yang ada di dalam hati manusia? (KSKK)
Karena itulah, sebagaimana yang Daud lakukan, penting kita berdoa kepada Tuhan supaya memeriksa, mengecek hati kita. Jika ada sesuatu yang salah, dan Allah menyatakannya pada kita serta meminta untuk kita berubah dan bertobat, taatilah. Sebab, sering kali kita mungkin berbuat jahat ataupun salah tanpa menyadarinya, ataupun memang sadar namun enggan mengakui maupun sungguh-sungguh mau berubah.
Mazmur 139 : 23 – 24 (VMD), "Ya Allah, periksalah aku dan kenalilah pikiranku. Ujilah aku dan kenalilah pikiranku yang takut. Pastikanlah bahwa aku tidak melalui jalan yang salah. Tuntunlah aku pada jalan yang selalu benar."
Telitilah aku, Ya Allah, dan kenallah hatiku; dugalah aku dan ketahuilah kebimbanganku. Lihatlah jika ada kecenderungan durjana di dalamku, dan pimpinlah aku ke jalan yang kekal selama-lamanya. (KSZI)
Selidikilah aku, ya Allah, dan ketahuilah hatiku; ujilah pikiranku. Tunjukkanlah segala sesuatu di dalam diriku yang membuat Engkau sedih dan tuntunlah aku di jalan hidup yang kekal. (FAYH)
Mungkin kita merasa mampu menutupi, mengecoh serta mengelabui orang lain maupun Tuhan tentang kondisi dan kecenderungan hati kita. Namun, apalah guna menutup-nutupi dari Dia yang mengetahui hati sanubari, bahkan segala sesuatu? Ia mengamati pikiran, motivasi, keinginan, ketakutan, kebiasaan maupun perilaku kita. Intinya, Ia mahatahu.
Catatan Full Life mengingatkan, terutama sekali, hati sangat jahat dan buruk, sehingga akibatnya orang berubah mementingkan diri sendiri, jahat serta tidak menuruti jalan atau kebenaran Allah. Hati manusia yang rusak tiada dapat diperbaiki ataupun diubah dengan kekuatan sendiri. Satu-satunya cara ialah mengalami kasih karunia-Nya, dilahirkan kembali oleh iman pada Tuhan Yesus dan menerima hati yang baru—hati yang membenci kejahatan, melainkan gemar melaksanakan kehendak Tuhan kita.
~ FG