Pernah merasa diri begitu penting sehingga apabila orang-orang tidak mendengarkan, menanggapi ataupun memperhatikan apa yang telah kita raih, perintahkan, kerjakan ataupun anjurkan, maka kita kecewa, bersedih ataupun kesal hati? Atau, kita malah sering mengalaminya? Mungkin ada beberapa hal atau latar belakang yang menyebabkannya. Namun, marilah belajar mau merendahkan hati, bahkan ibarat selalu mengenakan "jubah kerendahhatian" setiap hari.
1 Korintus 4 : 7 (BIS), "Siapakah yang menjadikan Saudara lebih dari orang lain? Bukankah segala sesuatu Saudara terima dari Allah? Jadi, mengapa mau menyombongkan diri, seolah-olah apa yang ada pada Saudara itu bukan sesuatu yang diberi?"
Kalau masih mau bertengkar, alasan apa yang kamu pakai untuk merasa dirimu lebih baik daripada saudara-saudari seimanmu? Pikirkanlah ini: Semua kemampuan yang kamu miliki itu hanya pemberian TUHAN karena kebaikan hati-Nya. Janganlah kamu sombong, seolah-olah kamu mendapatkan itu karena kehebatanmu sendiri! (TSI)
Apakah yang Saudara sombongkan? Adakah sesuatu yang Saudara miliki yang bukan pemberian Allah? Dan apabila segala yang Saudara miliki berasal dari Allah, mengapa Saudara membanggakan diri seolah-olah Saudara telah berhasil atas daya upaya sendiri? (FAYH)
Catatan Full Life mengingatkan kita, dasar kerendahan hati ialah menyadari bakat ataupun karunia rohani yang kita miliki berasal dari Allah. Karena itu, tiada alasan sedikit pun bagi kita sebenarnya untuk merasa unggul, bergengsi atau sombong. Sebab, segala sesuatu yang kita miliki ataupun posisi yang kita raih adalah oleh karena kebaikan Allah serta pertolongan orang lain.
Sebab itu, jangan sediakan tempat untuk kesombongan di hati, melainkan isilah dengan ungkapan syukur kepada Allah serta terima kasih kepada orang-orang lain.
Matthew Henry pun memperingatkan, ketika karunia-karunia yang kita terima hanya untuk menyombongkan diri, semestinya berpikir kita sebenarnya orang-orang berutang dan memiliki tanggung jawab besar terhadap kemurahan hati Allah serta anugerah-Nya. Jika kita mau memperhatikan kewajiban tersebut, itulah yang akan menolong menyembuhkan kita dari kesombongan maupun keangkuhan diri.
Biarlah orang lain sekiranya yang masih menyombongkan diri ataupun mengeraskan hati, tetapi kita janganlah demikian.
Mazmur 115 : 1, "Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!"
MULIAKANLAH nama-Mu, ya TUHAN, bukan nama kami! Biarlah semua orang memuji kasih dan kebenaran-Mu. (FAYH)
"You've heard me preach around these parts, and you've seen how the Lord has seen fit to bless. I'm not an expert on theology, but you know what I believe and how I preach, and that should be enough to satisfy you." (Billy Graham)
~ FG