Salah satu perhelatan besar lari di Indonesia baru saja diadakan serta selesai beberapa hari yang lalu. Konsep yang berlaku untuk pergelaran tersebut pun memakai sistem hybrid, atau memadukan antara lari virtual (bebas di manapun sampai memasukkan data hasil berlari) dan secara langsung di rute lokasi resmi yang ditentukan.
Meski beberapa catatan pemenang atau tercepat disabet oleh pelari yang berbasis virtual, seperti kategori half-marathon (21,200 km) yang "hanya" dalam 1 jam, sayangnya tampaknya dilakukan secara curang serta dapat membuat malu atau mencoreng ajang akbar tersebut.
Itulah kendala perlombaan virtual. Namun, para peserta yang melakukannya ataupun tidak jujur dalam mengikuti dan menjalaninya pun tidak sungguh-sungguh mengerti atau menghargai perjuangan dalam mengerahkan yang terbaik.
Akan tetapi, secara garis besar memang seperti demikianlah natur kebiasaan kita sebagai manusia, yaitu adanya kecenderungan untuk melakukan hal yang tidak baik—berbuat curang, berbohong, tidak adil, dan lain-lain. Terutama jika kita seperti itu atau merasa biasa terhadap sesama kita (yang bisa kita lihat), bagaimana dan apakah kita juga begitu kepada Allah yang belum dapat kita lihat?
Mazmur 139 : 23 – 24, "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!"
Ingatlah, Allah mengasihi orang yang jujur. Seharusnya demikian pun sikap hati kita sebagai orang percaya. Bukan saja kita harus membenci ketidakbenaran, tetapi juga menyadari apabila ada sesuatu dalam diri kita yang mendukakan hati Allah. Bersedialah memohon belas kasihan Allah supaya kita dapat tetap hidup benar dan kudus.
Karena itu, jika saat ini masih ada sesuatu yang tidak benar, kembalilah kepada Tuhan dalam pertobatan.
Amsal 16 : 13, "Bibir yang benar dikenan raja, dan orang yang berbicara jujur dikasihi-Nya."
Tentu saja tidak! Meskipun semua orang di dunia ini pendusta, Allah bukan pendusta. Ingatkah Saudara akan kata-kata dalam Kitab Mazmur tentang hal ini? Bahwa Firman Allah itu selalu terbukti kebenarannya, siapa pun yang mengujinya. (Roma 3 : 4 FAYH)
~ FG