Pernah kehabisan saldo e-money ketika di gerbang tol, banyak kendaraan di belakang Anda, lalu membuat Anda merasa panik? Saya pernah. Atau, adakah pengalaman-pengalaman lainnya yang mencoba menimbulkan kepanikan dalam diri kita?
Sepertinya rasa panik merupakan sebuah kebiasaan yang kita bangun, dan apabila terus-menerus melakukannya, maka tiap kali terjadi atau terdapat hal-hal yang tidak sesuai ekspektasi serta pemikiran, kita cenderung "sumbu pendek" sehingga jarang dapat berpikir jernih, emosi stabil, maupun cepat bertindak dengan tepat.
Dalam film 9/11: Inside the President's War Room, sebuah momen menayangkan ketika mantan presiden AS, George W. Bush sedang berada di sekolah bersama murid-murid kecil. Kemudian, beliau dibisiki kepala staf bahwa tampaknya terjadi serangan teroris di gedung kembar WTC (World Trade Center), New York. Beliau berusaha tetap tenang sambil berpikir apa yang harus dilakukan, serta terlebih dahulu menyelesaikan yang harus diselesaikannya.
Beliau berkata, "If you're leading an organization during a crisis, it's really important to set a tone, and not to panick," atau jika kita memimpin pada saat krisis, sangat penting sekali untuk menentukan sikap dan tidak panik.
Lanjut beliau, "A lesson of a crisis is, besides projecting calm, is to say something. People all across the country are just in disbelief, and shock, and horror. There's always a void, and into that void comes, in this case what turned out to be a psycholgical tsunami. So, I got up and calmly left, and went back to the waiting room."
(Pelajaran dari krisis, selain perlu menunjukkan ketenangan, adalah pentingnya komunikasi serta menyatakan sesuatu. Sebab orang-orang di seluruh negeri mungkin kebingungan, terkejut serta dalam rasa takut. Kemudian, selalu ada kekosongan, dan kehampaan itu diiringi, dalam hal ini ternyata 'tsunami psikologis'. Jadi, saya bangkit dan beranjak dengan tenang untuk kembali ke ruang tunggu.)
Bagaimana dengan kita? Maukah mulai belajar tidak panik menghadapi apa pun, sebab ada manfaat besar yang akan kita peroleh saat kita tetap tenang dalam segala hal. Jika sekelas serta selevel presiden yang memiliki tanggung jawab tinggi saja mau tenang, cermat dan berhikmat sewaktu krisis menerjang, masakah kita gelagapan, panik ataupun kebingungan diperhadapkan dengan "kerikil-kerikil" masalah dalam kehidupan sehari-hari?
Markus 4 : 38, "Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: 'Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?'"
Yesus sedang tidur di atas bantal di buritan kapal. Dengan panik murid-murid-Nya membangunkan dia sambil berseru, "Guru, tidakkah Guru peduli kalau kita mati tenggelam?" (FAYH)
"Remain calm in every situation because peace equals power." ~ Joyce Meyer
~ FG