Ada dua sifat anak kecil yang sepatutnya kita tiru. Apa itu? Yaitu, mau mengampuni serta mudah percaya.
Ya, mengapa setelah kita beranjak dewasa dan semakin termakan waktu maupun pengalaman hidup, kita menjadi sangat sulit mengampuni, bersikap antipati serta sinis dan tidak mudah percaya terutama kepada-Nya?
Jika kita melihat dua orang anak kecil yang sedang bertengkar ataupun berebut sesuatu, maka tidak lama kemudian, mereka pasti mau berbaikan dan bermain kembali. Adakah di antara mereka yang tetap menyimpan dendam kesumat? Tidak ada, bukan? Entah terbuat dari apa hati murni mereka.
Anak-anak juga begitu mudahnya percaya saat kita menceritakan sesuatu kepada mereka, misalnya ketika hendak tidur di malam hari. Oh andaikan kita mau tetap seperti itu terhadap Bapa surgawi kita, percaya pada tuntunan, penyediaan, dan janji-janji-Nya.
Orang yang dianggap terbesar antara mereka yang menikmati Pemerintahan Allah adalah orang yang merendahkan diri dan menjadi seperti kanak-kanak. (Matius 18:4 TMV)
Yang Ku-katakan ini benar: Kamu harus menerima kerajaan Allah seperti seorang anak menerima sesuatu dari orang tuanya. Kalau tidak begitu, kamu tidak akan masuk ke dalamnya. (Lukas 18:17 TSI)
Biarlah kiranya kita terus belajar menjadi seperti anak-anak, memiliki jiwa yang mudah percaya serta rela menerima maupun bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Dan bukannya kekanak-kanakan ataupun terus-menerus mengeraskan hati serta hanya mengandalkan diri sendiri.
Apa yang Aku katakan ini benar: Kamu harus dengan rendah hati menerima kewargaan dalam kerajaan Allah seperti seorang anak menerima sesuatu dari orang tuanya. Kalau tidak, kamu tidak akan masuk ke dalamnya. (Markus 10:15 TSI)
~ FG